MATA KULIAH METODE PENELITIAN
REVIEW II
KAMIS 23 FEBRUARI 2012
Disusun Oleh :
Siti Pahriyah
411510197
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
JURUSAN ILMU SOSIAL
FAKULTAS LMU SOSIAL
2010
Tujuan ilmu pengetahuan diantaranya adalah sebagai berikut :
Ø Deskriptif (menggambarkan fenomena yang terjadi)
Misalnya
dalam hal kemiskinan masyarakat Indonesia bisa digambarkan oleh Sosiologi,
Antropologi dan Ekonomi.
Ø Eksplanatori (menjelaskan hubungan antara dua hal atau lebih), ini bisa
dilihat dari faktor causalitas (sebab-akibat)
Penjelasan
yang dituju menurut penelahan ilmiah diarahkan kepada deskriptif mengenai
hubungan beberapa faktor yang terikat pada suatu konstelasi yang menyebabkan
timbulnya suatu gejala dan proses yang atau mekanis terjadinya gejala tersebut.
Misalnya
antara kemiskinan ada hubungannya dengan tingkat pendidikan atau kesejahteraan
masyarakat Indonesia
Ø Prediktif (ramalan/ dugaan suatu kejadian atau peristiwa sesuai dengan
data yang didapat dari ilmu yang berhubungan )
Misalnya ketika awan telah mendung berat ditambah
udara yang terasa panas maka menurut Klimatologi akan turun hujan
Ø Menumbuhkan rasa memahami dan kesadaran, bagi yang menguasai ilmu akan
mempenyai kesadaran untuk mempersiapkan hal yang akan datang
Kebenaran ilmiah :
Ø Kebenaran koherensi (rasionalitas yang menjadi tolak ukur dalam suatu
kebenaran, suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat
konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya)
Deduktif
rasionalitas
Menurut
Jujun Sumantri dalam bukunya Filsafat Ilmu mengatakan bahwa kaum rasionalitas dalam menyusun kebenarannya
menggunakan premis yang dipakai dalam penalarannya dari ide (rasio) yang menurut
anggapannya jelas dan dapat diterima. Ide ini menurut mereka bukanlah ciptaan
pikiran manusia. Prinsip ini jauh ada sebelum manusia memikirkannya. Fungsi
pikiran manusia hanyalah mengenali prinsip tersebut yang lalu menjadi pengetahuannya.
Prinsip iitu sudah ada dan bersifat apriori dan dan dapat diketahui oleh
manusia lewat cara berfikir rasionalnya.
Ø Kebenaran korespondensi (kebenaran yang berdasarkan fakt dan data,
menurut Bertrand Russell (1872-1970) pernyataan itu benar bila materi
pengetahuan yang dikandung bpernyataan itu berhubungan dengan obyek yang dituju
dengan pernyataan itu.
Contoh
: Jakarta adalah kota yang sangat rapih dan lancar lalu lintasnya. Pernyataaan
itu tidak koheren karena tidak sesuai atau tidak berhubungan dengan fakta yang
ada.
Induktif
empiris
Logika
induktif erat hubungannya dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus
individual nyata menjadi sebuah kesimpulan yang bersifat umum. Kaum empiris
dalam mengambil kesimpulan dalam suatu kebenaran lewat pengalamannya yang
konkret.
Ø Kebenaran pragmatisme
Teori
pragmatisme dicetuskan oleh Charles S. Peirce (1839-1914) dalam makalahnya yang
berjudul “How to Make Our Ideas Clear”. Bagi seorang pragmatis maka kebenaran
suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat
fungsional dalam kehidupan praktisnya. Artinay, suatu pernyataan dianggap
benar, jika pernyataan itu atau konsekuansi dari pernyataan mempunyai kegunaan
praktis dalam kehidupan manusia.
Manusia mulai mengamati sesuatu
Ø Manusia mempunyai perhatian tertentu terhadap suatu obyek
Ø Menurut John Dewey kesukaran
yang dirasakan oleh manusia yang ditemukan dalam pengalamannya yang menimbulkan
pertanyaan
Ø Pertanyaan timbul karena adanya kontak manusia dengan dunia empiris
yang menimbulkan ragam permasalahan
Reaksi manusia dalm menghadapi masalah :
Ø Mistis : manusia merasa terkepung oleh kekuatan gaib di sekitarnya,
merasa apa yang dia alami ada sangkut
pautnya dengan alam gaib
Ø Ontologis : ketika ada masalah mulai mengambil jarak dari masalah
tersebut dan mulai menelaah obyek tersebut sambil tidak mudah puas dengan
jawaban yang ada
Ø Fungsional : memfungsikan ilmu yang dimilikinya bagi kepentingn dirinya
sendiri
Referensi
Suriasumantri,
Jujun S. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Cetakan kedua puluh,
Jakarta : PT Penebar Swadaya, 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar