MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PENALARAN DAN PERENCANAAN KARANGAN ILMIAH
Disusun Oleh :
Siti Pahriyah
Yoga Trianggoro
Dina Mariana
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
JURUSAN ILMU SOSIAL
FAKULTAS LMU SOSIAL
2010
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena atas berkat rahmat dan
anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kelompok Mata Kuliah Bahasa
Indonesia ini.
Makalah
yang berjudul “Penalaran dan Perencanaan Karangan Ilmiah”
ini kami buat dalam rangka menyelesaikan tugas yang diberikan
bapak Dadang
selaku dosen mata kuliah
Bahasa Indonesia.
Terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada dosen mata kuliah ini selaku pembimbing kami, teman-teman yang telah memberi kami
inspirasi, dan semua orang yang tidak bisa kami
sebutkan satu persatu.
Kami
sadar makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
supaya kedepannya makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kami khususnya dan bagi para pembaca umumnya.
Jakarta, Maret
2012
Kelompok
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. x
1.1. Latar belakang.................................................................................. x
2.2. Maksud dan tujuan........................................................................... x
3.3. Permasalahan.................................................................................... x
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... x
2.1. Pengertian ........................................................................................ x
2.2. Landasan, asas, dan
tujuan............................................................... x
2.3. Hubungan Kerja............................................................................... x
2.4. Hubungan Industrial......................................................................... x
2.5. Arbitrase dan
Mediasi...................................................................... x
2.6. Mogok Kerja dan PHK.................................................................... x
2.7. Anak dan Orang Muda..................................................................... x
2.8. Waktu Kerja..................................................................................... `x
2.9. Peraturan
Perundang-undangan yang Masih Tetap Berlaku............ x
BAB III PENUTUP............................................................................................. x
3.4.Kesimpulan........................................................................................ x
3.5.
Saran................................................................................................. x
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... x
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai masyarakat akademik yang selalu berkutit dalam
karangan ilmiah yang harus logis dalam mebuatan tugas, kami dituntut untuk
selalu berpedoman pada sistematika dan peraturan penulisan karangan ilmiah yang
baik dan benar, tanpa melupakan kesesuaian isinya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENALARAN KARANGAN ILMIAH
a. Penalaran
Penalaran (reasoning) adalah :
Ø Berfikir : cara sadar
Ø Proses berfikir : suatu proses yang dilakukan secara sadar dan dilakukan
secara sistematis untuk dapat ditarik kesimpulan berupa pengetahuan.
Ø Suatu proses berfikir dengan menghubungkan
bukti, menjuju kepada suatu kesimpulan.
Ø
Proses berfikiur yang sistematis dan logis uyntuk memperoleh sebuah
kesimpulan (pengetahuan atau keyakinan), bahan dapat berupa fakta, informasi,
pengalaman atau pendapat para ahli.
Unsur penalaran
karangan ilmiah
1. Topic, ide sentral. Dalam bidang kajian
tertentu yang spesifik dan berisi sekurang-kurangnya dua variabel.
2. Dasar pemikiran, pendapat, atau fakta yang
dirumuskan dalam bentuk proposisi yaitu kalimat pernyataan yang dapat
dibuktikan kebenaran atau kesalahannya. Beberapa jenis proposisi antara lain
sebagai berikut :
Ø Proposisi empirik , yatitu proposisi
berdasarkan fakta.
Contoh : anak cerdas dapat memanfaatkan
potensinya.
Ø Proposisi mutlak , yaiutu proposisi yang
tidak memerlukan pengujian untuk menyatakan benar atau salahnya.
Contoh : gadis yaitu wanita muda yang
belum pernah menikah.
Ø Proposisi hipotetik , yaitu proposisi yang
menyatakan persyaratan hubungan subjek dan predikat yang harus dipenuhi
Contoh : jika dijemput, X akan ke rumah
Y.
Ø Proposisi kategiris, yaitu tidak ada
persyaratan hubungan subjek dan predikat.
Contoh : X akan menikahi Y
Ø Proposisi positif universal
Contoh : semua orang ingin hidup senang.
Ø Proposisi positif dan parsial
Contoh : sebagian orang ingin hidup kaya
Ø Proposisi negatif universal
Contoh : tidak ada gajah yang tidak
berbelalai.
Ø Proposisi negatif parsial
Contoh : sebagian orang hidup menderita.
3. Proses berfikir ilmiah, yaitu kegiatan yang
dilakukan secara sadar, teliti, dan terarah menuju suatu kesimpulan (umum atau
khusus)
4. Logika, yaitu metode yang digunakan untuk
menguji ketepatan penalaran, penggunaan argumen (alasan), argumentasi
(pembuktian), fenomena dan justifikasi (pembenaran).
5. Sistematika, yaitu seperangkat (pengesetan)
bagian-bagian atau unsur-unsur proses berfikir ked lam kesatuan proses.
6. Permasalaha, yaitu rumusan pertanyaan yang
harus dijawab atau dibahas dalam karangan.
7. Variabel, yaitu unsur-unsur satuan fikiran
dalam sebuah topik yang akan dianalisis.
8. Analisis, yaitu pembahasan, dapat berupa
identifikasi, klasifikasi, sebab-akibat, dll.
9. Pembuktian (argumentasi), yaitu ptoses
pembenaran yang berupa proposisi itu benar atau salah.
10. Dukungan pembuktian, yaitu data, fakta,
contoh atau hasil analisis.
11. Hasil pembahasan, yaitu akibat yang
ditimbulkan dari sebuah analisis.
12. Kesimpulan, yaitu penafsiran atas hasil
dapat betrupa kesimpulan induktif atau deduktif, yang berupa konklusi implikasi
atau infersensi.
Proses bernalar
1. Penalaran induktif adalah proses berfikir logis yang diawali
dengan observasi data, pembahasan, dukungan pembuktian, dan diakhiri dengan
kesimpulan umum.
a. Generalisasi atau perempatan adalah proses penalaran berdasarkan
pengamatan sejumlah gejala bersifat khusus, serupa atau sejenis yang disusun
secara logis dan diakhiri kesimpulan bersifat umum
b. Analogi adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan
terhadap gejala khusus dengan membandingkan atau mengumpangakan sebuah objek
yang sudah teridentifikasi secara jelas terhadap objek yang dianaloigikan
sampai dengan kesimpulan yang berlaku umum.
c. Hubungan kausal (sebab-akibat / akibat-sebab) adalah proses
penalaran berdasarkan hubungan ketergantungan antar gejala yang mengikuti pola
sebab-akibat, akibat-sebab, sebab-akibat-sakibat.
Karangan ilmiah kualitatif induktif dilandasi
penalaran :
Ø Observasi data
Ø Estimasi desain
Ø Verifikasi analisi
Ø Pembenaran komparasi
Ø Konfirmasi keluaran
Ø Generalisasi/induksi
Karangan ilmiah yang duktif merupakan penelitian kuantitatif,
penalaran dpat diawali dengan:
Ø Observasi estimasi atas measalah
Ø Verivikasi hipotesis formulasi
Ø Konfirmasi signifikansi
Ø Generalisasi/induksi
Pola penalaran ini dapat memperjelas dan
memudahkan arah pengembangan penulisan menjadi sebuah kerangka karangan.
Penulis akan mudah pula menyusun pengembangan karangan yang runtut, logis,
sistematis, dan tidak menimbulkan dalam proses pembenaran analisi sampai dengan
hasil bahasan atau kesimpulan.
2. Penalaran deduktif adalah proses berfikir logis yang diawali
dengan penyajian fakta yang bersifat umum, disertai pembuktian khusu, dan
diakhiri kesimpulan khusus yang berupa prinsip, sikap atau fakta yang berlaku
khusus.
a. Silogisme adalah suatu proses penalaran yang
menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan sebuah
kesimpulan yang merupakan proposisi yang ketiga. Proposisi merupakan
pernyataan yang dpat dibuktikan atau dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat
ditolak karena kesalahan yang terkandung di dalamnya (Keraf, 1982)
Ø
Premis mayor
Premis mayor mengandung term mayor dari
silogisme, merupakan generalisasi atau proposisi yang dianggapa benar bagi
semua unsure atau anggota kelas tertentu. Premis adalah proposisi yang menjadi
dasar bagi argumentasi, sedangkan term adalah sutu kata atau frasa yang
menempati fungsi subjek atau predikat.
Ø Premis minor
Premis minor mengandung term minor dari
silogisme, berisi proposisi yang mengidentifikasi atau menunjuk sebuah kasus
atau peristiwa khusuu sebagai anggota dari kelas itu.
Ø Kesimpulan
Adalah proposisi yang menyatakan bahwa apa
yang berlaku bagi seluruh kelas akan berlaku pula bagi anggota-anggotanya.
b. Entimem adalah bentuk silogisme yang tidak lengkap ; bagian
silogisme yang dianggap sudah dipahami dihilangkan.
Karangan ilmiah kualitatif deduktif sering
digunakan dalam pembahasan masalah-masalah humaniora. Kualifikasi produk yang
bernilai ekonomi, seperti keindahan pakaian, kecantikan, keserasian dapat pula
menggunakan jenis karangan ini. Selain itu, karangan jenis ini dapat pula
berisi pembahasan produk teknologi yang dipadukan dengan seni, misalnya
keindahan rumah, kemewahan mobil dan kenyamanan menumpang pesawat terbang.
Karangan jenis ini ditandai tanpa adanya angka kuantitatif.
Karangan ilmiah kuantitatif deduktif
ditandai dengan penggunaan angka kuantitatif yang bersifat rasional. Proses
penalaran kuantitatif deduktif dapat dirinci sebagai berikut : menguraikan
bidang observasi, tujuan penjelasan data yang diperluakan, rumusan masalah,
kerangka teori yang terkait dengan penjelasan dan pembahasan variabel, rumusan hipotesis
dan penjelasannya, desain penelitian yang terkait dengan pengumpulan data,
hasil analisis, dan kesimpulan deduktif yang merupakan interpretasi atas hasil.
b. Salah Nalar
Salah nalar adalah kekeliruan dalam proses
berpikir karena keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan. Kekeliruan ini
terjadi karena faktor emosional., kecerobohan atau ketidaktahuan.
Macam-macam salah nalar
Salah nalar tejadi karena kekeliruan
induktif, deduktif, penafsiran reverensi, dan penggunaan otoritas yang
berlebihan.
1. Generalisasi yang terlalu luas, terjadi
karena kurangnya data yang dijadikan dasar generalisasi, sikap
“menggampangkan”, malas mengumpulkan dan menguji data secara memadai, atau
ingin segera meyakinkan orang lain dengan bahan yang terbatas.
a. Generalisasi sepintas terjadi ketika seseorang memberi
generalisasi berdasarkan evidensi yang sangat sedikit.
b. Generalisasi apriori, terjadi ketika seseorang membuat
generalisasi atas peristiwa yang belum teruji kebenaran atua kesalahannya.
2. Kerancuan analogi disebabkan penggunaan
analogi yang tidak tepat.
3. Kekeliruan kualitas terjadi karena
seseorang keliru menentukan dnegan tepat sebab dari suatu peristiwa atas hasil
dari kejadian.
4. Kesalahan relevansi terjadi apabila bukti,
peristiwa atau alas an yang diajukan tidak berhubungan dengan atau menunjang
sebuah kesimpulan.
a. Pengabaian persoalan, disebabkan oleh
pengalihan suatu isu atau permasalahan atau menggantikannya dengan isu atau
permaslah sebuah kesimpulan.
b. Penyembunyian persoalan, terjadi apabila
seseorang hanya memberika satu jawaban, pendapat atau solusi atas permaslahan
yang kompleks atau rumit.
c. Kurang memahami persoalan , terjadi karena
seseorang mengemukakan pendapat atau alasan tanpa memahami persoalan yang
dihadapinya dengan baik.
5. Penyadaran terhadpa prestise seseorang.
PERENCANAAN KARANGAN ILMIAH
A. Tahap penulisan karangan ilmiah
1. Tahap prapenulisan-perencanaan karangan
ilmiah
Tahap ini merupakan tahap perencanaan atau
persiapan menulis dan mencakup beberapa langkah kegiatan. Kegiatan mula-mula
yang harus dilakukan jiak menulis karangan adalah menentukan topiknya. Setalah
menentukan topik yang memenuhi persyaratan, maka langkah kedua yang perlu
dilakukan adalah membatasi topik tersebut. Membatasi topic berarti
mempersempit dan memperkhusus lingkup pembicaraan. Untukl mempermudah proses
pembatasan tersebut, dapat digunakan gambar, bagan, diagram, atau cara
visualisasi yang lain.
Langkah berikutnya yaitu menentukan
bahan atau materi penulisan, macamnya, berupa luasnya, dan darimana
diperoleh. Bahan-bahan tersebut dapat diperoleh dari dari berbagia sumber ; dua
sumber utama adalah pengalaman dan inferensi dari pengalaman.
Langkah selanjutnay ayng paling penting
adalah menyusun kerangka (rancang bangun) karangan. Menyusun kerangka
berarti memecahkan topic ke dalam sub-subtopik. Kerangka ini dapat berbentuk
kerangka topic atau kerangka kalimat. Penyusunan kerangka karangan merupakan
kegiatan terakhir pada tahap persiapan atau prapenulisan.
2. Tahap penulisan
Pada tahap ini kita membahas bulir topic
yang ada di dalam kerangka yang disusun. Ini berarti kita menggunakan
bahan-bahan yang sudah diklasifikasi menurut keperluan sendiri.
Dalam mengembangkan gagasan menjadi suatu
karangan utuh, diperlukan bahasa. Dalam hal ini kita harus menguasai kata-kata
yang mendukung gagasan. Kata-kata itu harus dirangkai menjadi kalimat-kalimat
efektif. Selanjutnya kalimat-kalimat harus disusun menjadi paragraph-paragraf
yang memnuhi persyaratan.
3. Tahap revisi
Jika buram seluruh tulisan sudah selesai, maka
tulisan itu perlu dibaca kemabali. Mungkin buram itu perlu direvisi
disana-sini. : diperbaiki, dikurangi, atau jika perlu diperluas.
Pada tahap ini, biasanya kita meneliti
secara menyeluruh menengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan
kata, kalimat, paragraph, pengetikan catatan kai, dan daftar pustaka, dsb.
B.Perencanaan Penulisan Karangan Ilmiah
1. pemilihan topic
Kegiatan yang mula-mula dilakukan jika akan
menulis suatu karangan ialah menemukan topic. Dalam menentuka topic
perlu dipertimbangkan beberpa hal yaitu :
1) Topic itu ada manfaatnay dan layak dibahas.
Ada manfaatnya mengandung pengertian bahwa
bahsan tentang topic itu akan memberikan sumbangan kepada ilmu atau profesi
yang ditekuni, atau sekurang-kurangnya berguna bagi pengembangan ilmu yang
dilmiki. Layak dibahs topic itu memang memerlukan pembahasan dan sesuai dengan
bidang yang ditekuni.
2) Topic itu cukup menari terutama bagi
penulis. Topic yang
menarik bagi penulisan akan meningkatkan kegairahan dalam mengembangkan, dan
bagi pembaca akan meningkatkan minat membacanya.
3) Topic iti dikenal baik. Bila kita memilih topic yang tepat, maka
kita harus mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai topic itu.
4) Bahan yang diperluakn dapat diperoleh dan
cukup memadai.
5) Topic itu dapat terlau luas dan tidak
terlau sempit. Topic yang terlalu luas seperti bank, pendidikan di Indonesia,
lalulintas dan seni rupa , tidak memberiakn kesempatan kita untuk membahasnya
secara mendala. Apabial topiknya terlalu sempit, maka sifatnya terlalu khusus,
tidak dapat digeneralisasikan, sehingga tidak banyak gunanya bagi perkembangan
bidang ilmu.
2.Pembahasan topic
Dalam hal ini tentu saja dapat difikirkan
secara langsung suatu topic yang cukup terbatas untuk dibahas misalnay, “Cara
Belajar Universitas Negeri Jakarta”. Sebenarnya pembatasan topic ini dapat
dipermudah dengan membuat diagram jam atau diagram pohon. Cara lain untuk
menemukan topic yang terbatas ialah dengan jalan membuat diagram pohon. Dengan
diagram ini kita akan memecahkan topic-topik yang setingkat dan
menggambarkannya sebagai cabang-cabang dan ranting pohon yang terbalik. Selain
digram jam diagram pohon, dapat jugfa digambarkan dnegan piramida terbalik.
3. Topic dan judul
Yang dimaksudkan topic ialah pokok
pembicaraan dalm keseluruhan yang akna digarap ; sedangkan judul adalah tema,
title, atau semacam label untruk suatu karangan.
Dalam karanag formal atau karangan ilmiah
judul karanagn harus tepat menunjukkan topiknya. Penentuan judul itu harus
difikirkan secara bersungguh-sungguh dengan menginat beberap persyaratan,
antara lain :
1) Harus sesuai dnegan topic atau isi karanagn
sesuai jangkauannya
2) Judul sebaiknay dinyatakan dalam bentuk
frase, judul sebaliknay dinyatakan dalam bentuk frase benda dan bukan dalam
bentuk kalimat
3) Judul karangan diusahakan sesingkat mungkin
4) Judul harus dinyatakan sejelas mungkin ;
artinya, judul itu tidak dinyatakan dalam kata kaisan atau tidak mengandung
kata yang memiliki arti makna ganda.
C.Menentukan Tujuan Penulisan
Penulisan dalam gambaran penulisan dalam
kegiatan menulis selanjutnya. Hal ini dapat dilakukan dnegan dua cara, yaitu :
a. Tesis
Kalimat yang membuat gagasan pokok atau
pikiran atau pikiran pokok tulisan ini disebut dengan tesis. Jadi, sebuah tesis
adalah sebuah kalimat yang merupakan kunci untuk seluruh tulisan, seperti hanya
kalimat utama dalam sebuah paragraph pertama dalam karangan.
Tesis juga menentukan urutan pembahasan dan
bahan atau informasi yang diperlukan.
Agar efektif, tesis hendaknya terbatas,
utuh dan tepat. Tesis yang tepat mengarahkan pendekatan mana yang akan diambil
dalam pembahasan selanjutnya.
Tesi yang baik harus memnuhi syarat :
1. Tesis dinyatakan dalam kalimat lengkap
2. Tesis dinyatakan dalam bentuk kalimat
pernyataan
3. Bagian-bagian tesis harus saling
berhubungan
4. Tesis harus terbatas
5. Tesis tidak boleh mengandung ungkapan
6. Tidak tidak boleh dinyatakan dalam kiasan
7. Pernyataan maksud
Untuk suatu tulisan yang tidak
menegmbangkan gagasan yang merupakan tema seluruh tulisan tujuan penulisan
melainkan juga menunjukan arah penegmbangan tulisan selanjutnay. Pernyataan
maksud itu sekaligus mencakup struktur tulisan serta pemilihan bahan yang
diperlukan.
D.Menentukan bahan penulisan
1. sumber bahan penulisan
Yang dimaksud dengan bahan penulisan adalah
semua informasi atau data yang dipergunakan untuk mencapai tujuan penulisan.
Data tersebut mungkin merupakan teori, contoh-contoh, rincian atau detail,
perbandingan, sejarah kasus, fakta, hubungan sebab akibat, pengujian dan
pembuktian, angka-angka, kutipan, gagasan, dan sebagainya yang dapat membantu penulisa dalam mengembangkan topic.
2. Perpustakaan sebagia sumber penulisan
Perpustakaan menyimpan berbagai pengetahuan
hasil pemikiran manusia dari abad-ke abad. Manusia telah mneliti dan
mengumpulkan berbagai macam pengetahuan yang telah diturunkan dari generasi-ke
generasi. Melalui studi kepustakaan kita memperoleh kesimpulan-kesimpulan atau
pendapat-pendapat. Kesimpulan-kesimpulan yang kita peroleh kita beri penilaian
kembali sehingga dapat merumuskan suatu pendapat baru.
Dalam pemakain perpustakaan dapat dibedakan
tiga jenis bahan bacaan. Pertama, bahan bacaan yang memberikan gambaran umum
tentang topic yang kita pilih. Kedua, bahan bacaan harus dibaca secara kritis
dan mendalam, karena bahan penulisan terdapat dalam bacaan ini. Ketiga, bahan
bacaan tambahan sebagai bahan-bahan yang sudah ada.
Perpustakaan sebagai sumber penulisan
menampilkan wujud-wujud suatu benda sesuai dengan adaerah atau tempat
terdapatnay perpustakaan tersebut. Menurut tujuannya, IFLA (Intenational
Federation Lobrary Association) mengelompokkan perpustakaan sebagai berikut :
1. Perpustakaan sekolah
2. Perpustakaan perguruan tinggi
3. Perpustakaan umumn
4. Perpustakaan khusus
5. Perpustakaan nasional
Perpustakaan sekolah berisi bahan-bahan
untuk menunjang pelaksanaan kurikulum dan memperluas cakrawala pengetahuan
siswa. Perpustakaan umum berisi bahan-bahan yang dapat dipakai dari berbagai
lapisan masyarakat dari segala tingkatan umur dan pendidikan, misalnya
perpustakaan di rukun warga, kelurahan, dan seterusnya. Perpustakaan khusus,
contohnya perpustakaan di Bogor yang digunakan oleh peneliti Biologi.
Perpustakana nnasional berisi terbitan naisonal yang dpat bangsa Indonesai
untuk memperluas pengetahuaanya. Perpustakaan perguruan tinggi bertujuan
menunjang kurikulum perguruan tinggi. Dalam hal ini perpustakaaan berfungsi
sebagai sarana pendidikan dan pengajaran, pusat kegiatan ilmiah dan budaya, dan
pusat sarana penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu,
sebuah perpustakaan juga hendaknay menyimpan karya-karya memadai yang dapat
memenuhi keperluan di atas.
3.Kartu-kartu catalog
Pada setiap perpustakaan disediakan
kartu-kartu catalog yang merupakan petunjuk untuk mengetahui koleksi bahan
pustaka yang terdapat di perpustakaan itu. Dengan bantuan catalog pemakai
perpustakaan dapat mencari buku yang diiinginkan. Kartu catalog biasanya
berukuran 7,5 x 12,5 cm. disusun berdasarkan urutan nama-nama pengarang menurut
abjad. Kemudian juga dicantumkan judul buku dan pokok uraian.
Setiap
perpustakaan memiliki penyusunan catalog tersendiri. Setiap buku harus memiliki
tiga kartu catalog yaitu kartu katalog pengaraang.kartu katalog
judul, dan kartu catalog subjek. Semuanya itu disusun menurut abjad. bila
yang kita ingat secara pasti pengarang, maka nama pengarang itulah yang dicari
dalam urutan kartu catalog pengarang. Kalau judul buku ayng diingat, maka yang
kita cari adalah kartu catalog judul. Jika katolog subjek sebenarnya sama
dengan kartu catalog pengarang dan kartu catalog ini dikumpulkan bersama-sama
dalam suatu judul utama yang menyangkut subjek yang bersangfkutan.
Dalam kartu catalog tertera deskripsi
bibiografi bahan pustaka sebagai berikut :
1. Nama pengarang (nama keluarga mendahului
nama kecil)
2. Judul buku (huruf pertama ditulis dengan
huruf capital termasuk anak judul, bila ada.)
3. Edisi
4. Data terbit yang terdiri dari : tempat
terbit, penertbit dan tahun terbit.
5. Besar dan tebalnay buku, banyaknay halaman,
bab, jumlah, jilid, serta data ulang cek.
6. Deskripsi isi : hal ini tidak selalu ada
dalam catalog. Tetapi deskripsi isi akan lebih memudahkan penulis menyeleksi
bahan-bahan yang diperluakn.
7. Nomor buku (call number) yaitu :
·
Nomor klasifikasi
·
Tanda pengarang, 3 huruf pertama dari nama pengarang dengan maksud untuk
membedakan dengan buku yang mempunyai nmomor klasifikasi yang sama.
4.Pengamatan langsung
Penglaman merupakan pengetahuan yang
diperoleh melalui repsesi indrawi. Penegtahuan tersebut dapat diperoleh melaui pengamatan
langsung atau melalui studin kepustakaan. Bahan yang dipeoleh dari
pengalaman seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dapat digunakan sebagai
dasar inperensi. Inferensi inidapat dipeoleh melaui analisis dan sintesis. Analisis
adalah proses penguraian sesuatu ke dalam bagian-bagian, sedangkan sintesis
adalah proses penggabungan kembali bagian-bagian terpisah ke dalam bulatan
baru.
Sumber bahan yang penting di samping yang
diperoleh melaui pengamatan langsung ialah melalui yang diperoleh melaui
pengamatan tidak langsung melalui bacaan. Pada waktu membaca kita dihadapkan
pada dua macam pengamatan, yaitu pengamatan penulsia dan pengamatan kita
sendiri. Yang penting adalah bagaiman tanggapan kita tentang bacaan itu.
Tanggapan itu mungkin berupa interpretasi, kalau kita memberikan arti terhadap
bacaan itu, atau berupa kritik, jika kita memberika penilaian terhadap bacaan
itu.
Cara lain yang digunakan untuk memperoleh
informasi atau bahan penulsian adalah dengan mengadakan wawancara, menyebarkan
kuestioner, atau melakukan penelitian lapangan.
E.Menentukan Bahan Penulisan
1. sumber bahan penulisan data-data berupa
teori, contoh-contoh, rincian atau detail, perbandinagn, sejarah, kasus,
hubunagn sebab-akibat, pengujian dan pembuktian, angka-angka, kutipan, gagasan,
dan sebagainya yang dapat membantu dalam mengembangkan topic.
2. perpustakaan sebagai sumber penulisan
3. kartu-kartu catalog
4. pengalaman langsung
F.Membuat Kerangka Karangan
1. Pengertian
Kerangka karangan adalah suatu rencana
kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap.
2. Manfaat
a. Menyusun Karangan secara Teratur
kerangka karangan membantu penulis untuk
melihat wujud gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan
apakah susunan dan hubungan timbale balik antara gagasan-gagasan itu sudah
tepat, dapat disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
b. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang
berbeda-beda
Sebelum sampai pada klimaks dari karangan
itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap
kepentingan klimat tersebut. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menuju
pada klimaks utama, maka susunan bagiab-bagian harus diatur pual sekian macam
sehingga tercipta klimaks yang dapat memikat perhatian para pembanca.
c. Menghindari penggarapan topic sampai dua
kali atau lebih
Penggarapan topic samapi dua kali tidak
dapat diterima, karena akan menimbulkan pendapat yang bertentangan satu sama
lain dalm suatu karangan. Kalau memang tidak dapat dihindari maka penulis harus
menetapkan pada bagian mana topic tadi harus diuraikan. Sedangkan bagian yang
lain cukup dengan menunjuk kembali kepada bagian yang lain tadi.
d. Untuk memudahkan penulis dalam mencari
materi mencari materi pembantu
Dengan menggunakan perincian-perincian
dalam kerangka karangan penulis dengan mudah akan mencari data-data atau
fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya.
3.Syarat Kerangka yang Baik
a. tesis atau pengungkapan maksud yang
jelas
b. tiap unit dalam kerangka karangan hanya
mengandung satu gagasan
c. pokok-pokok dalam kerangka karangan
harsu disuse dengan logis
d. harsu menggunakan pasangan symbol yang
konsisten
4. penyusunan kerangka karangan
a. perumusan tema yang jelas berdasarkan
suatu topic dan tujuan yang kan dicapai melaui topic tadi
b. mengadakan inventaris topic-topik
bawahan yang dianggap merupakan perincian dari tesis maupun tokoh pengungkapan
maksud tadi.
c. mengadakan evaluasi topic yang telah
tercatat pada langkah kedua di atas
d. untuk mendapatkan sebuah kerangka
karanga yang terperinci maka langkah kedua dan ketiga dikerjakan berulang-ulang
untuk menyusun topic-topik yang lebih rendah tingkatannya.
e. menentukan sebuah pola susunan yang
paling cocok untuk mengurutkan semau perincian tesis atau pengungkapan maksud
yang digunakan.
5. pola susunan kerangka karangan
Dibagi menjadi 3 bagian utama, yaitu :
1.
Urutan waktu berdasarkan pada runtutan atau
tahapan kejadian
2.
Urutan ruang terutama digunakan dalam
penulisan yang bersifat deskriftif
(2) ……………………………………………………………
2.
…………………………………………………………
Dst
.
B.Berdasarkan perumusan teksnya
1. kerangka kalimat menggunakan kalimat berita
yang lengkap untuk merumuskan tiap unit.
2. kerangka pokok dimulai dengan perumusan
tesis dalam sebuah kalimat yang lengkap. Sesudah itu semua pokok dicantumkan pokoknya saja. Kerangak topok
dirumuskan dengan menggunakn kata atau frase saja.
3. topic yang ada
C.Pola logis
1. urutan klimaks dan anti klimaks urutan ini akn efektif jika
topic-topik yang dikemukakan berupa hal-hal konkrit
2. urutan kausal urutan dari sebab ke akibat dan
urutan akan ke sebab
3. urutan pecahan amsalah bergerak dari suatu masalah
tertentu lalu menuju kesimpulan umum atau pemecahan masalah tersebut.
4. uruatn umum-khusus terdiri dari dua corak yaitu
umum ke khusus atau dari khusus ke umum
5. urutan familiars dimulai dengan mengemukakan
sesuatu yang sudah dikenal kemudian berangsur-angsur pindah kepada hal-hal yang
kurang dikenal atau belum dikenal.
6. urutan akseptabilitas mempersiapkan apakah gagasan
ditrerima atau ditolak oleh pembaca.
6. macam-macam kerangka akarangan
a. berdasarkan perincian
1. kerangka karangan sementara hanya terdiri dari tesis dan
pokok-pokok utama. Digunakan karena topic yang tidak kompleks atau penulis
segera menggarap karangan itu.
2. kerangka karangan formal timbul dari pertimbangan bahwa
topic yang akan digarap sangat kompleks.
Contoh :
Tesis :
……………………………………………….
Pendahuluan : ……………………………………………….
1. ………………………………………………………….
A. ……………………………………………………..
1. …………………………………………………
a. ……………………………………………
(1) ………………………………………
(2) ……………………………………………..
b. …………………………………………………….
(1) ………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, sabarti dkk. Pembinaan Kemampuan Menulis
Bahasa Indonesia. Jakarta. Erlangga : 1999
Brotowijoyo, D. mukayat. Penulisan Karangan Ilmiah.
Jakarta. Akademik Presindo : 1985
Hadi, Sutrisno. Bimbingan Menulis Skripsi,
Tesis. Jakarta. Psikologi, Gama: 1954
Tidak ada komentar:
Posting Komentar