Halaman

Selasa, 03 April 2012

penalaran dan perencanaan karangan ilmiah


MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PENALARAN DAN PERENCANAAN KARANGAN ILMIAH

Disusun Oleh :
Siti Pahriyah
Yoga Trianggoro
Dina Mariana



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
JURUSAN ILMU SOSIAL
FAKULTAS LMU SOSIAL
2010




KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kelompok Mata Kuliah Bahasa Indonesia ini.
            Makalah yang berjudul “Penalaran dan Perencanaan Karangan Ilmiahini kami buat dalam rangka menyelesaikan tugas yang diberikan bapak Dadang selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia.
            Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada dosen mata kuliah ini selaku pembimbing kami, teman-teman yang telah memberi kami inspirasi, dan semua orang yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
            Kami sadar makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca supaya kedepannya makalah ini dapat lebih baik lagi.
            Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kami khususnya dan bagi para pembaca umumnya.



Jakarta, Maret 2012
       Kelompok






DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR..................................................................................................            i
DAFTAR ISI                                                                                                                             ii
BAB I             PENDAHULUAN.................................................................................           x
1.1. Latar belakang..................................................................................           x
2.2. Maksud dan tujuan...........................................................................           x
3.3. Permasalahan....................................................................................           x
BAB II            PEMBAHASAN....................................................................................           x
                        2.1. Pengertian ........................................................................................           x
                        2.2. Landasan, asas, dan tujuan...............................................................           x
                        2.3. Hubungan Kerja...............................................................................           x
                        2.4. Hubungan Industrial.........................................................................           x
                        2.5. Arbitrase dan Mediasi......................................................................           x
                        2.6. Mogok Kerja dan PHK....................................................................           x
                        2.7. Anak dan Orang Muda.....................................................................           x
                        2.8. Waktu Kerja.....................................................................................          `x
                        2.9. Peraturan Perundang-undangan yang Masih Tetap Berlaku............           x
BAB III          PENUTUP.............................................................................................           x
3.4.Kesimpulan........................................................................................           x
3.5. Saran.................................................................................................           x
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................           x








BAB I
PENDAHULUAN

Sebagai masyarakat akademik yang selalu berkutit dalam karangan ilmiah yang harus logis dalam mebuatan tugas, kami dituntut untuk selalu berpedoman pada sistematika dan peraturan penulisan karangan ilmiah yang baik dan benar, tanpa melupakan kesesuaian isinya.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENALARAN KARANGAN ILMIAH
a.       Penalaran
Penalaran (reasoning) adalah :
Ø  Berfikir                        : cara sadar
Ø  Proses berfikir             : suatu proses yang dilakukan secara sadar dan dilakukan secara sistematis untuk dapat ditarik kesimpulan berupa pengetahuan.
Ø  Suatu proses berfikir dengan menghubungkan bukti, menjuju kepada suatu kesimpulan.
Ø  Proses berfikiur yang sistematis dan logis uyntuk memperoleh sebuah kesimpulan (pengetahuan atau keyakinan), bahan dapat berupa fakta, informasi, pengalaman atau pendapat para ahli.
Unsur  penalaran karangan ilmiah
1.      Topic, ide sentral. Dalam bidang kajian tertentu yang spesifik dan berisi sekurang-kurangnya dua variabel.
2.      Dasar pemikiran, pendapat, atau fakta yang dirumuskan dalam bentuk proposisi yaitu kalimat pernyataan yang dapat dibuktikan kebenaran atau kesalahannya. Beberapa jenis proposisi antara lain sebagai berikut :
Ø  Proposisi empirik , yatitu proposisi berdasarkan fakta.
Contoh : anak cerdas dapat memanfaatkan potensinya.
Ø  Proposisi mutlak , yaiutu proposisi yang tidak memerlukan pengujian untuk menyatakan benar atau salahnya.
Contoh : gadis yaitu wanita muda yang belum pernah menikah.
Ø  Proposisi hipotetik , yaitu proposisi yang menyatakan persyaratan hubungan subjek dan predikat yang harus dipenuhi
Contoh : jika dijemput, X akan ke rumah Y.
Ø  Proposisi kategiris, yaitu tidak ada persyaratan hubungan subjek dan predikat.
Contoh : X akan menikahi Y
Ø  Proposisi positif  universal
Contoh : semua orang ingin hidup senang.
Ø  Proposisi positif dan parsial
Contoh : sebagian orang ingin hidup kaya
Ø  Proposisi negatif universal
Contoh : tidak ada gajah yang tidak berbelalai.
Ø  Proposisi negatif  parsial
Contoh : sebagian orang hidup menderita.
3.      Proses berfikir ilmiah, yaitu kegiatan yang dilakukan secara sadar, teliti, dan terarah menuju suatu kesimpulan (umum atau khusus)
4.      Logika, yaitu metode yang digunakan untuk menguji ketepatan penalaran, penggunaan argumen (alasan), argumentasi (pembuktian), fenomena dan justifikasi (pembenaran).
5.      Sistematika, yaitu seperangkat (pengesetan) bagian-bagian atau unsur-unsur proses berfikir ked lam kesatuan proses.
6.      Permasalaha, yaitu rumusan pertanyaan yang harus dijawab atau dibahas dalam karangan.
7.      Variabel, yaitu unsur-unsur satuan fikiran dalam sebuah topik yang akan dianalisis.
8.      Analisis, yaitu pembahasan, dapat berupa identifikasi, klasifikasi, sebab-akibat, dll.
9.      Pembuktian (argumentasi), yaitu ptoses pembenaran yang berupa proposisi itu benar atau salah.
10.  Dukungan pembuktian, yaitu data, fakta, contoh atau hasil analisis.
11.  Hasil pembahasan, yaitu akibat yang ditimbulkan dari sebuah analisis.
12.  Kesimpulan, yaitu penafsiran atas hasil dapat betrupa kesimpulan induktif atau deduktif, yang berupa konklusi implikasi atau infersensi.
Proses bernalar
1.      Penalaran induktif  adalah proses berfikir logis yang diawali dengan observasi data, pembahasan, dukungan pembuktian, dan diakhiri dengan kesimpulan umum.
a.      Generalisasi atau perempatan adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan sejumlah gejala bersifat khusus, serupa atau sejenis yang disusun secara logis dan diakhiri kesimpulan bersifat umum
b.      Analogi adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan terhadap gejala khusus dengan membandingkan atau mengumpangakan sebuah objek yang sudah teridentifikasi secara jelas terhadap objek yang dianaloigikan sampai dengan kesimpulan yang berlaku umum.
c.       Hubungan kausal (sebab-akibat / akibat-sebab) adalah proses penalaran berdasarkan hubungan ketergantungan antar gejala yang mengikuti pola sebab-akibat, akibat-sebab, sebab-akibat-sakibat.
Karangan ilmiah kualitatif induktif dilandasi penalaran :
Ø  Observasi data
Ø  Estimasi desain
Ø  Verifikasi analisi
Ø  Pembenaran komparasi
Ø  Konfirmasi keluaran
Ø  Generalisasi/induksi
Karangan ilmiah yang duktif merupakan penelitian kuantitatif, penalaran dpat diawali dengan:
Ø  Observasi estimasi atas measalah
Ø  Verivikasi hipotesis formulasi
Ø  Konfirmasi signifikansi
Ø  Generalisasi/induksi
Pola penalaran ini dapat memperjelas dan memudahkan arah pengembangan penulisan menjadi sebuah kerangka karangan. Penulis akan mudah pula menyusun pengembangan karangan yang runtut, logis, sistematis, dan tidak menimbulkan dalam proses pembenaran analisi sampai dengan hasil bahasan atau kesimpulan.
2.      Penalaran deduktif adalah proses berfikir logis yang diawali dengan penyajian fakta yang bersifat umum, disertai pembuktian khusu, dan diakhiri kesimpulan khusus yang berupa prinsip, sikap atau fakta yang berlaku khusus.
a.       Silogisme adalah suatu proses penalaran yang menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan yang merupakan proposisi yang ketiga. Proposisi merupakan pernyataan yang dpat dibuktikan atau dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung di dalamnya (Keraf, 1982)
Ø  Premis mayor
Premis mayor mengandung term mayor dari silogisme, merupakan generalisasi atau proposisi yang dianggapa benar bagi semua unsure atau anggota kelas tertentu. Premis adalah proposisi yang menjadi dasar bagi argumentasi, sedangkan term adalah sutu kata atau frasa yang menempati fungsi subjek atau predikat.
Ø  Premis minor
Premis minor mengandung term minor dari silogisme, berisi proposisi yang mengidentifikasi atau menunjuk sebuah kasus atau peristiwa khusuu sebagai anggota dari kelas itu.
Ø  Kesimpulan
Adalah proposisi yang menyatakan bahwa apa yang berlaku bagi seluruh kelas akan berlaku pula bagi anggota-anggotanya.
b.      Entimem adalah bentuk silogisme yang tidak lengkap ; bagian silogisme yang dianggap sudah dipahami dihilangkan.
Karangan ilmiah kualitatif deduktif sering digunakan dalam pembahasan masalah-masalah humaniora. Kualifikasi produk yang bernilai ekonomi, seperti keindahan pakaian, kecantikan, keserasian dapat pula menggunakan jenis karangan ini. Selain itu, karangan jenis ini dapat pula berisi pembahasan produk teknologi yang dipadukan dengan seni, misalnya keindahan rumah, kemewahan mobil dan kenyamanan menumpang pesawat terbang. Karangan jenis ini ditandai tanpa adanya angka kuantitatif.
Karangan ilmiah kuantitatif deduktif ditandai dengan penggunaan angka kuantitatif yang bersifat rasional. Proses penalaran kuantitatif deduktif dapat dirinci sebagai berikut : menguraikan bidang observasi, tujuan penjelasan data yang diperluakan, rumusan masalah, kerangka teori yang terkait dengan penjelasan dan pembahasan variabel, rumusan hipotesis dan penjelasannya, desain penelitian yang terkait dengan pengumpulan data, hasil analisis, dan kesimpulan deduktif yang merupakan interpretasi atas hasil.
b.      Salah Nalar
Salah nalar adalah kekeliruan dalam proses berpikir karena keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan. Kekeliruan ini terjadi karena faktor emosional., kecerobohan atau ketidaktahuan.
Macam-macam salah nalar
Salah nalar tejadi karena kekeliruan induktif, deduktif, penafsiran reverensi, dan penggunaan otoritas yang berlebihan.
1.      Generalisasi yang terlalu luas, terjadi karena kurangnya data yang dijadikan dasar generalisasi, sikap “menggampangkan”, malas mengumpulkan dan menguji data secara memadai, atau ingin segera meyakinkan orang lain dengan bahan yang terbatas.
a.       Generalisasi sepintas terjadi ketika seseorang memberi generalisasi berdasarkan evidensi yang sangat sedikit.
b.      Generalisasi apriori, terjadi ketika seseorang membuat generalisasi atas peristiwa yang belum teruji kebenaran atua kesalahannya.
2.      Kerancuan analogi disebabkan penggunaan analogi yang tidak tepat.
3.      Kekeliruan kualitas terjadi karena seseorang keliru menentukan dnegan tepat sebab dari suatu peristiwa atas hasil dari kejadian.
4.      Kesalahan relevansi terjadi apabila bukti, peristiwa atau alas an yang diajukan tidak berhubungan dengan atau menunjang sebuah kesimpulan.
a.       Pengabaian persoalan, disebabkan oleh pengalihan suatu isu atau permasalahan atau menggantikannya dengan isu atau permaslah sebuah kesimpulan.
b.      Penyembunyian persoalan, terjadi apabila seseorang hanya memberika satu jawaban, pendapat atau solusi atas permaslahan yang kompleks atau rumit.
c.       Kurang memahami persoalan , terjadi karena seseorang mengemukakan pendapat atau alasan tanpa memahami persoalan yang dihadapinya dengan baik.
5.      Penyadaran terhadpa prestise seseorang.


PERENCANAAN KARANGAN ILMIAH
A.    Tahap penulisan karangan ilmiah
1.      Tahap prapenulisan-perencanaan karangan ilmiah
Tahap ini merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis dan mencakup beberapa langkah kegiatan. Kegiatan mula-mula yang harus dilakukan jiak menulis karangan adalah menentukan topiknya. Setalah menentukan topik yang memenuhi persyaratan, maka langkah kedua yang perlu dilakukan adalah membatasi topik tersebut. Membatasi topic berarti mempersempit dan memperkhusus lingkup pembicaraan. Untukl mempermudah proses pembatasan tersebut, dapat digunakan gambar, bagan, diagram, atau cara visualisasi yang lain.
Langkah berikutnya yaitu menentukan bahan atau materi penulisan, macamnya, berupa luasnya, dan darimana diperoleh. Bahan-bahan tersebut dapat diperoleh dari dari berbagia sumber ; dua sumber utama adalah pengalaman dan inferensi dari pengalaman.
Langkah selanjutnay ayng paling penting adalah menyusun kerangka (rancang bangun) karangan. Menyusun kerangka berarti memecahkan topic ke dalam sub-subtopik. Kerangka ini dapat berbentuk kerangka topic atau kerangka kalimat. Penyusunan kerangka karangan merupakan kegiatan terakhir pada tahap persiapan atau prapenulisan.
2.      Tahap penulisan
Pada tahap ini kita membahas bulir topic yang ada di dalam kerangka yang disusun. Ini berarti kita menggunakan bahan-bahan yang sudah diklasifikasi menurut keperluan sendiri.
Dalam mengembangkan gagasan menjadi suatu karangan utuh, diperlukan bahasa. Dalam hal ini kita harus menguasai kata-kata yang mendukung gagasan. Kata-kata itu harus dirangkai menjadi kalimat-kalimat efektif. Selanjutnya kalimat-kalimat harus disusun menjadi paragraph-paragraf yang memnuhi persyaratan.
3.      Tahap revisi
Jika buram seluruh tulisan sudah selesai, maka tulisan itu perlu dibaca kemabali. Mungkin buram itu perlu direvisi disana-sini. : diperbaiki, dikurangi, atau jika perlu diperluas.
Pada tahap ini, biasanya kita meneliti secara menyeluruh menengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraph, pengetikan catatan kai, dan daftar pustaka, dsb.
B.Perencanaan Penulisan Karangan Ilmiah
1. pemilihan topic
Kegiatan yang mula-mula dilakukan jika akan menulis suatu karangan ialah menemukan topic. Dalam menentuka topic perlu dipertimbangkan beberpa hal yaitu :
1)      Topic itu ada manfaatnay dan layak dibahas. Ada manfaatnya mengandung pengertian bahwa bahsan tentang topic itu akan memberikan sumbangan kepada ilmu atau profesi yang ditekuni, atau sekurang-kurangnya berguna bagi pengembangan ilmu yang dilmiki. Layak dibahs topic itu memang memerlukan pembahasan dan sesuai dengan bidang yang ditekuni.
2)      Topic itu cukup menari terutama bagi penulis. Topic yang menarik bagi penulisan akan meningkatkan kegairahan dalam mengembangkan, dan bagi pembaca akan meningkatkan minat membacanya.
3)      Topic iti dikenal baik. Bila kita memilih topic yang tepat, maka kita harus mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai topic itu.
4)      Bahan yang diperluakn dapat diperoleh dan cukup memadai.
5)      Topic itu dapat terlau luas dan tidak terlau sempit. Topic yang terlalu luas seperti bank, pendidikan di Indonesia, lalulintas dan seni rupa , tidak memberiakn kesempatan kita untuk membahasnya secara mendala. Apabial topiknya terlalu sempit, maka sifatnya terlalu khusus, tidak dapat digeneralisasikan, sehingga tidak banyak gunanya bagi perkembangan bidang ilmu.
2.Pembahasan topic
Dalam hal ini tentu saja dapat difikirkan secara langsung suatu topic yang cukup terbatas untuk dibahas misalnay, “Cara Belajar Universitas Negeri Jakarta”. Sebenarnya pembatasan topic ini dapat dipermudah dengan membuat diagram jam atau diagram pohon. Cara lain untuk menemukan topic yang terbatas ialah dengan jalan membuat diagram pohon. Dengan diagram ini kita akan memecahkan topic-topik yang setingkat dan menggambarkannya sebagai cabang-cabang dan ranting pohon yang terbalik. Selain digram jam diagram pohon, dapat jugfa digambarkan dnegan piramida terbalik.
3.      Topic dan judul
Yang dimaksudkan topic ialah pokok pembicaraan dalm keseluruhan yang akna digarap ; sedangkan judul adalah tema, title, atau semacam label untruk suatu karangan.
Dalam karanag formal atau karangan ilmiah judul karanagn harus tepat menunjukkan topiknya. Penentuan judul itu harus difikirkan secara bersungguh-sungguh dengan menginat beberap persyaratan, antara lain :
1)      Harus sesuai dnegan topic atau isi karanagn sesuai jangkauannya
2)      Judul sebaiknay dinyatakan dalam bentuk frase, judul sebaliknay dinyatakan dalam bentuk frase benda dan bukan dalam bentuk kalimat
3)      Judul karangan diusahakan sesingkat mungkin
4)      Judul harus dinyatakan sejelas mungkin ; artinya, judul itu tidak dinyatakan dalam kata kaisan atau tidak mengandung kata yang memiliki arti makna ganda.
C.Menentukan Tujuan Penulisan
Penulisan dalam gambaran penulisan dalam kegiatan menulis selanjutnya. Hal ini dapat dilakukan dnegan dua cara, yaitu :
a.       Tesis
Kalimat yang membuat gagasan pokok atau pikiran atau pikiran pokok tulisan ini disebut dengan tesis. Jadi, sebuah tesis adalah sebuah kalimat yang merupakan kunci untuk seluruh tulisan, seperti hanya kalimat utama dalam sebuah paragraph pertama dalam karangan.
Tesis juga menentukan urutan pembahasan dan bahan atau informasi yang diperlukan.
Agar efektif, tesis hendaknya terbatas, utuh dan tepat. Tesis yang tepat mengarahkan pendekatan mana yang akan diambil dalam pembahasan selanjutnya.
Tesi yang baik harus memnuhi syarat :
1.      Tesis dinyatakan dalam kalimat lengkap
2.      Tesis dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan
3.      Bagian-bagian tesis harus saling berhubungan
4.      Tesis harus terbatas
5.      Tesis tidak boleh mengandung ungkapan
6.      Tidak tidak boleh dinyatakan dalam kiasan
7.      Pernyataan maksud
Untuk suatu tulisan yang tidak menegmbangkan gagasan yang merupakan tema seluruh tulisan tujuan penulisan melainkan juga menunjukan arah penegmbangan tulisan selanjutnay. Pernyataan maksud itu sekaligus mencakup struktur tulisan serta pemilihan bahan yang diperlukan.
D.Menentukan bahan penulisan
1. sumber bahan penulisan
Yang dimaksud dengan bahan penulisan adalah semua informasi atau data yang dipergunakan untuk mencapai tujuan penulisan. Data tersebut mungkin merupakan teori, contoh-contoh, rincian atau detail, perbandingan, sejarah kasus, fakta, hubungan sebab akibat, pengujian dan pembuktian, angka-angka, kutipan, gagasan, dan sebagainya yang dapat  membantu penulisa dalam mengembangkan topic.
2. Perpustakaan sebagia sumber penulisan
Perpustakaan menyimpan berbagai pengetahuan hasil pemikiran manusia dari abad-ke abad. Manusia telah mneliti dan mengumpulkan berbagai macam pengetahuan yang telah diturunkan dari generasi-ke generasi. Melalui studi kepustakaan kita memperoleh kesimpulan-kesimpulan atau pendapat-pendapat. Kesimpulan-kesimpulan yang kita peroleh kita beri penilaian kembali sehingga dapat merumuskan suatu pendapat baru.
Dalam pemakain perpustakaan dapat dibedakan tiga jenis bahan bacaan. Pertama, bahan bacaan yang memberikan gambaran umum tentang topic yang kita pilih. Kedua, bahan bacaan harus dibaca secara kritis dan mendalam, karena bahan penulisan terdapat dalam bacaan ini. Ketiga, bahan bacaan tambahan sebagai bahan-bahan yang sudah ada.
Perpustakaan sebagai sumber penulisan menampilkan wujud-wujud suatu benda sesuai dengan adaerah atau tempat terdapatnay perpustakaan tersebut. Menurut tujuannya, IFLA (Intenational Federation Lobrary Association) mengelompokkan perpustakaan sebagai berikut :
1.      Perpustakaan sekolah
2.      Perpustakaan perguruan tinggi
3.      Perpustakaan umumn
4.      Perpustakaan khusus
5.      Perpustakaan nasional
Perpustakaan sekolah berisi bahan-bahan untuk menunjang pelaksanaan kurikulum dan memperluas cakrawala pengetahuan siswa. Perpustakaan umum berisi bahan-bahan yang dapat dipakai dari berbagai lapisan masyarakat dari segala tingkatan umur dan pendidikan, misalnya perpustakaan di rukun warga, kelurahan, dan seterusnya. Perpustakaan khusus, contohnya perpustakaan di Bogor yang digunakan oleh peneliti Biologi. Perpustakana nnasional berisi terbitan naisonal yang dpat bangsa Indonesai untuk memperluas pengetahuaanya. Perpustakaan perguruan tinggi bertujuan menunjang kurikulum perguruan tinggi. Dalam hal ini perpustakaaan berfungsi sebagai sarana pendidikan dan pengajaran, pusat kegiatan ilmiah dan budaya, dan pusat sarana penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, sebuah perpustakaan juga hendaknay menyimpan karya-karya memadai yang dapat memenuhi keperluan di atas.
3.Kartu-kartu catalog
            Pada setiap perpustakaan disediakan kartu-kartu catalog yang merupakan petunjuk untuk mengetahui koleksi bahan pustaka yang terdapat di perpustakaan itu. Dengan bantuan catalog pemakai perpustakaan dapat mencari buku yang diiinginkan. Kartu catalog biasanya berukuran 7,5 x 12,5 cm. disusun berdasarkan urutan nama-nama pengarang menurut abjad. Kemudian juga dicantumkan judul buku dan pokok uraian.
            Setiap perpustakaan memiliki penyusunan catalog tersendiri. Setiap buku harus memiliki tiga kartu catalog yaitu kartu katalog pengaraang.kartu katalog judul, dan kartu catalog subjek. Semuanya itu disusun menurut abjad. bila yang kita ingat secara pasti pengarang, maka nama pengarang itulah yang dicari dalam urutan kartu catalog pengarang. Kalau judul buku ayng diingat, maka yang kita cari adalah kartu catalog judul. Jika katolog subjek sebenarnya sama dengan kartu catalog pengarang dan kartu catalog ini dikumpulkan bersama-sama dalam suatu judul utama yang menyangkut subjek yang bersangfkutan.
Dalam kartu catalog tertera deskripsi bibiografi bahan pustaka sebagai berikut :
1.      Nama pengarang (nama keluarga mendahului nama kecil)
2.      Judul buku (huruf pertama ditulis dengan huruf capital termasuk anak judul, bila ada.)
3.      Edisi
4.      Data terbit yang terdiri dari : tempat terbit, penertbit dan tahun terbit.
5.      Besar dan tebalnay buku, banyaknay halaman, bab, jumlah, jilid, serta data ulang cek.
6.      Deskripsi isi : hal ini tidak selalu ada dalam catalog. Tetapi deskripsi isi akan lebih memudahkan penulis menyeleksi bahan-bahan yang diperluakn.
7.      Nomor buku (call number) yaitu :
·         Nomor klasifikasi
·         Tanda pengarang, 3 huruf pertama dari nama pengarang dengan maksud untuk membedakan dengan buku yang mempunyai nmomor klasifikasi yang sama.
4.Pengamatan langsung
Penglaman merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui repsesi indrawi. Penegtahuan tersebut dapat diperoleh melaui pengamatan langsung atau melalui studin kepustakaan. Bahan yang dipeoleh dari pengalaman seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dapat digunakan sebagai dasar inperensi. Inferensi inidapat dipeoleh melaui analisis dan sintesis. Analisis adalah proses penguraian sesuatu ke dalam bagian-bagian, sedangkan sintesis adalah proses penggabungan kembali bagian-bagian terpisah ke dalam bulatan baru.
Sumber bahan yang penting di samping yang diperoleh melaui pengamatan langsung ialah melalui yang diperoleh melaui pengamatan tidak langsung melalui bacaan. Pada waktu membaca kita dihadapkan pada dua macam pengamatan, yaitu pengamatan penulsia dan pengamatan kita sendiri. Yang penting adalah bagaiman tanggapan kita tentang bacaan itu. Tanggapan itu mungkin berupa interpretasi, kalau kita memberikan arti terhadap bacaan itu, atau berupa kritik, jika kita memberika penilaian terhadap bacaan itu.
Cara lain yang digunakan untuk memperoleh informasi atau bahan penulsian adalah dengan mengadakan wawancara, menyebarkan kuestioner, atau melakukan penelitian lapangan.
E.Menentukan Bahan Penulisan
1. sumber bahan penulisan data-data berupa teori, contoh-contoh, rincian atau detail, perbandinagn, sejarah, kasus, hubunagn sebab-akibat, pengujian dan pembuktian, angka-angka, kutipan, gagasan, dan sebagainya yang dapat membantu dalam mengembangkan topic.
2. perpustakaan sebagai sumber penulisan
3. kartu-kartu catalog
4. pengalaman langsung
F.Membuat Kerangka Karangan
1. Pengertian
Kerangka karangan adalah suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap.
2. Manfaat
a. Menyusun Karangan secara Teratur
kerangka karangan membantu penulis untuk melihat wujud gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbale balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, dapat disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
b.      Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda
Sebelum sampai pada klimaks dari karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap kepentingan klimat tersebut. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menuju pada klimaks utama, maka susunan bagiab-bagian harus diatur pual sekian macam sehingga tercipta klimaks yang dapat memikat perhatian para pembanca.
c.       Menghindari penggarapan topic sampai dua kali atau lebih
Penggarapan topic samapi dua kali tidak dapat diterima, karena akan menimbulkan pendapat yang bertentangan satu sama lain dalm suatu karangan. Kalau memang tidak dapat dihindari maka penulis harus menetapkan pada bagian mana topic tadi harus diuraikan. Sedangkan bagian yang lain cukup dengan menunjuk kembali kepada bagian yang lain tadi.
d.      Untuk memudahkan penulis dalam mencari materi mencari materi pembantu
Dengan menggunakan perincian-perincian dalam kerangka karangan penulis dengan mudah akan mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya.
3.Syarat Kerangka yang Baik
a. tesis atau pengungkapan maksud yang jelas
b. tiap unit dalam kerangka karangan hanya mengandung satu gagasan
c. pokok-pokok dalam kerangka karangan harsu disuse dengan  logis
d. harsu menggunakan pasangan symbol yang konsisten
4. penyusunan kerangka karangan
a. perumusan tema yang jelas berdasarkan suatu topic dan tujuan yang kan dicapai melaui topic tadi
b. mengadakan inventaris topic-topik bawahan yang dianggap merupakan perincian dari tesis maupun tokoh pengungkapan maksud tadi.
c. mengadakan evaluasi topic yang telah tercatat pada langkah kedua di atas
d. untuk mendapatkan sebuah kerangka karanga yang terperinci maka langkah kedua dan ketiga dikerjakan berulang-ulang untuk menyusun topic-topik yang lebih rendah tingkatannya.
e. menentukan sebuah pola susunan yang paling cocok untuk mengurutkan semau perincian tesis atau pengungkapan maksud yang digunakan.
5. pola susunan kerangka karangan
Dibagi menjadi 3 bagian utama, yaitu :
1.      Urutan waktu                 berdasarkan pada runtutan atau tahapan kejadian
2.      Urutan ruang                  terutama digunakan dalam penulisan yang bersifat deskriftif
(2) ……………………………………………………………
            2. …………………………………………………………
            Dst .
B.Berdasarkan perumusan teksnya
1. kerangka kalimat                  menggunakan kalimat berita yang lengkap untuk merumuskan tiap unit.
2. kerangka pokok                  dimulai dengan perumusan tesis dalam sebuah kalimat yang lengkap. Sesudah itu semua pokok  dicantumkan pokoknya saja. Kerangak topok dirumuskan dengan menggunakn kata atau frase saja.
3. topic yang ada
C.Pola logis
1. urutan klimaks dan anti klimaks                urutan ini akn efektif jika topic-topik yang dikemukakan berupa hal-hal konkrit
2. urutan kausal                urutan dari sebab ke akibat dan urutan akan ke sebab
3. urutan pecahan amsalah                bergerak dari suatu masalah tertentu lalu menuju kesimpulan umum atau pemecahan masalah tersebut.
4. uruatn umum-khusus                terdiri dari dua corak yaitu umum ke khusus atau dari khusus ke umum
5. urutan familiars                dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah dikenal kemudian berangsur-angsur pindah kepada hal-hal yang kurang dikenal atau belum dikenal.
6. urutan akseptabilitas                 mempersiapkan apakah gagasan ditrerima atau ditolak oleh pembaca.
6. macam-macam kerangka akarangan
a. berdasarkan perincian
1. kerangka karangan sementara                 hanya terdiri dari tesis dan pokok-pokok utama. Digunakan karena topic yang tidak kompleks atau penulis segera menggarap karangan itu.
2. kerangka karangan formal                timbul dari pertimbangan bahwa topic yang akan digarap sangat kompleks.
Contoh :
Tesis                : ……………………………………………….
Pendahuluan   : ……………………………………………….
1.      ………………………………………………………….
A.    ……………………………………………………..
1.      …………………………………………………
a.       ……………………………………………
(1)   ………………………………………
(2)    ……………………………………………..
b.      …………………………………………………….
(1)   ………………………………………………    


DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, sabarti dkk. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta. Erlangga : 1999
Brotowijoyo, D. mukayat. Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta. Akademik Presindo : 1985
Hadi, Sutrisno. Bimbingan Menulis Skripsi, Tesis. Jakarta. Psikologi, Gama: 1954

Tidak ada komentar:

Posting Komentar