TUGAS ILMU NEGARA
NEGARA BAHRAIN
DISUSUN OLEH:
SITI FAKHRIYAH
PKN REGULER 2010
JURUSAN ILMU SOSIAL POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT,karena
berkat rahmatNYAlah saya dapat menyelesaikan tugas makalah tentang NEGARA
BAHRAIN ini dengan tidak menemukan hambatan yang sagat berarti.shalawat serta
salam saya curahkan kepada junjungan besar kami yaitu nabi Muhammad SAW yang
telah membawa kami dari zaman yang gelap gulita ke zaman yang terang benderang
seperti sekarang ini.
Negara bahrain adalah salah satu negara maju di Benua Asia, dengan
kekayaan alam dan sumber daya manusia yang dimilikinya, negara ini bisa membuat
suatu sistem pemerintahan dan tata negara yang begitu mewah dan sangat teratur
hal inilah yang menjadikan Bahrain lebih maju dari beberapa negara di Asia
lainnya.Oleh karena itu, penyusun tidak merasa kesusahan mencari bahan/ data
tentang negara ini.
Makalah ini saya susun unntuk memenuhi tugas mata kuliyah Ilmu Negara dan
saya harap makalah ini dapat memberikan kita pengetahuan tentang negara yang
saya bahas dalam makalah ini yaitu Bahrain.hanya kepada ALLAH SWT lah saya
berlindung , semoga ridhoNYA tercurah kepada kita semua dan menjadi amal
sholeh……
ya mujibasshalihiin……
Jakarta,
21 desember 2010
Siti fakhriyah
LATAR BELAKANG
Pulau-pulau di Bahrain yang
terletak di tengah-tengah sebelah selatan Teluk Persia berhasil menarik
penjajah sepanjang sejarah. Bahrain dalam Bahasa Arab
berarti "Dua Laut". Hal ini merujuk pada fakta yang pulau ini
mempunyai dua sumber air berbeda, air tawar yang muncul dari dalam tanah dan
air asin yang mengelilinginya.
Sebagai sebuah pulau yang
strategis yang berada diantara Timur dan Barat, tanah yang subur, dan air tawar
berlimpah, dan tempat penyelam mencari mutiara telah menjadikan Bahrain pusat
pemukiman sepanjang. Selama 2300 tahun, Bahrain menjadi pusat perdagangan dunia
di antara Mesopotamia
(sekarang Irak) dan Lembah Indus (sekarang sebuah
wilayah di India).
Adalah peradaban Delmon yang mempunyai kaitan erat dengan Peradaban Sumeria pada abad ke-3
SM. Bahrain menjadi bagian dari Babilon lebih
kurang pada tahun 600 SM. Catatan-catatan sejarah
menunjukkan Bahrain dikenal melalui pelbagai julukan yang di antaranya
"Mutiara Teluk Persia".
Bahrain hingga tahun 1521
terdiri dari daerah Ahsa (yang lebih besar), Qatif (keduanya kini menjadi
propinsi timur Arab Saudi), serta Awal (kini pulau Bahrain). Daerah Bahrain
terbentang hingga (kini) Kuwait hingga Oman dan dinamakan Propinsi Bahrain (atau
Iqlim Al-Bahrain). Namun pada 1521, kedatangan Portugis telah memisahkan
Awal (kini Bahrain) dengan daerah lainnya dan hingga kini Bahrain dikenal
sebagai wilayah yang dikenal sekarang.
Dari abad ke-16 Masehi hingga
tahun 1743,
pemerintahan Bahrain sentiasa berubah-ubah di antara Portugis dan
Persia. Akhirnya, Sultan Persia, Nadir Shah menguasai Bahrain
dan atas alasan politik mendukung mayoritas Syiah. Pada lewat
abad ke-18 Masehi Keluarga Al-Khalifah mengambil alih
pulau ini. Untuk menjaga agar pulau ini tidak jatuh kembali ke tangan Persia,
mereka menjalin persahabatan dengan Britania
Raya dan menjadi negeri dibawah naungan Britania.
Minyak ditemukan pada tahun 1931 dan sejak itu
Bahrain dibangun dan mengalami modernisasi pesat. Hal ini juga menjadikan
hubungan dengan Britania Raya lebih baik dan dibuktikan dengan makin banyaknya
pangkalan-pangkalan Inggris yang pindah ke pulau tersebut. Pengaruh menguat
seiring dengan makin berkembangnya negara ini, puncaknya saat Charles Belgrave dilantik
menjadi penasihat. Belgrave kemudian mengukuhkan sistem pendidikan modern
sebagai bagian pendidikan di Bahrain.
Setelah Perang
Dunia II, sentimen anti-Inggris menguat di wilayah-wilayah Arab dan
mengakibatkan terjadinya kerusuhan di Bahrain. Pada tahun 1960-an, pihak
Inggris menyerahkan masa depan Bahrain pada Arbitrase internasional dan meminta
agar PBB mengambil alih tanggung jawab. Pada
tahun 1970, Iran terus menerus
menuntut haknya terhadap Bahrain dan pulau-pulau lain di Teluk
Persia, namun salah satu perjanjian dengan pihak Britania Raya, mereka
kemudian setuju untuk tidak meneruskan tuntutannya terhadap Bahrain jika
tuntutan (Iran) lainnya dikabulkan.
Britania Raya mundur dari
Bahrain pada bulan Agustus 1971, menjadikan Bahrain sebagai sebuah negara 'merdeka'.
Peningkatan harga minyak
pada tahun 1980-an sangat menguntungkan Bahrain, namun harga minyak yang turun
drastis malah tidak terlalu mengguncang perekonomian walaupun terasa sulit. Hal
ini mengakibatkan sektor ekonomi dipaksa berkembang dan bervariasi.
Setelah terjadinya Revolusi Islam Iran pada tahun 1979, tokoh Syiah Bahrain pada
tahun 1981
melancarkan perebutan kekuasaan. Walau bagaimanapun, percobaan mereka gagal.
Pada tahun 1994,
kerusuhan demi kerusuhan dilakukan oleh golongan Syiah yang tidak puas dengan
ketidakadilan pemerintahan.
Pada bulan Maret 1999, Hamad ibn Isa al-Khalifah menggantikan
ayahandanya sebagai kepala negara. Ia menjalankan pelbagai perubahan, di
antaranya; memberi hak pilih kepada kaum wanita dan membebaskan semua tahanan
politik.
Bahrain hingga hari ini
merupakan anggota Liga Arab.
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………………………...1
Latar
belakang………………………………………………………………………2
Daftar
isi…………………………………………………………………………….4
BAB I. PENDAHULUAN
a.Letak geografis………………………………………………………….5
b,kehidupan ekonomi…………………………………………………......7
c.Sumber Daya Alam……………………………………………………..7
BAB II.Bentuk
Negara………………………………………………………………8
BAB III.Bentuk
dan Sistem Pemerintahan………………………………………….8
BAB IV.Tata Negara……………………………………………………………….8
BAB V.Kehidupan
Demokrasi……………………………………………………..12
Penutup……………………………………………………………………………..13
Daftar
pustaka………………………………………………………………………14
BAB I
A.LETAK GEOGRAFI
Kerajaan Bahrain (Arab:
مملكة البحرين) adalah sebuah negara kepulauan di Teluk
Persia yang tidak mempunyai perbatasan. Teluk Bahrain memisahkan
negara ini dengan Qatar
dan Arab
Saudi. Tetangga Bahrain Arab Saudi terletak di sebelah barat dan disambungkan ke
Bahrain melalui Tambak Raja Fahd yang
dibuka secara resmi pada 25 November 1986 dan Qatar di sebelah selatan menyeberangi Teluk Persia. Luas
wilayahnya hampir setara dengan luas wilayah DKI Jakarta.
Kini sedang direncanakan
pembuatan Jembatan Persahabatan Qatar-Bahrain yang menghubungkan Bahrain dan
Qatar. Apabila jembatan ini selesai dibangun, maka akan menjadi bangunan
penghubung terpanjang di dunia. Bahrain telah
ditempati oleh manusia
sejak zaman pra-sejarah. Lokasinya yang strategis di Teluk
Persia telah berpengaruh bagi orang-orang Assyria, Babilonia, Yunani, Persia, dan
terakhir sekali Arab (penduduknya kemudian menjadi Muslim). Bahrain
pada zaman silam dikenal sebagai Dilmun , Tylos (nama Yunaninya), Awal, malah Mishmahig sewaktu dibawah
pemerintahan Kesultanan Persia.
Bahrain dari
utara, Juni 1996
Bahrain secara umum kepulauan
yang rata dan bergurun, memiliki dataran padang pasir yang rendah. Kawasan
tertinggi di Bahrain ialah Jabal ad-Dukhan,
berketinggian 122 meter. Bahrain menikmati musim dingin yang sejuk dan
mengalami musim panas dengan temperatur tinggi dan lembab.
Sumber alam Bahrain termasuk jumlah
minyak mentah dan gas yang besar, di samping cadangan ikan yang mencukupi dari
1% wilayahnya. Gurun meliputi 92% dari keseluruhan kawasan lain di Bahrain.
Musim panas yang panjang dan badai pasir adalah bencana alam utama untuk
penduduk Bahrain.
Isu-isu alam sekitar yang
melanda Bahrain ialah kemusnahan padang pasir dan pesisir pantai karena
kekurangan tanah (kemusnahan kepada pantai, terumbu karang, dan tumbuhan laut).
Pengerukan tanah mengakibatkan pencemaran menyusul tumpahan minyak.
Luas total Bahrain 620 km2 (239
mi²), sedikit lebih besar dari the
Isle of Man, walaupun sedikit lebih kecil dari Airport King Fahd Airport di
Dammam, Arab Saudi (besarnya 780 km2). Bahrain adalah negara kepulauan yang
terdiri dari 33 pulau, tidak memiliki batas darat dengan negara lain, namun
memiliki 161 kilo (528 mi) batas garis pantai dan mengklaim 12 mil batas laut
dan 24 mil laut (44 km) zona tambahan.
B.KEHIDUPAN EKONOMI
Karena Bahrain terletak di
wilayah yang kadar peningkatan harga minyak yang tinggi, pertumbuhan ekonomi
Bahrain adalah yang tercepat pada Januari 2006 menurut Komisi Ekonomi dan
Sosial PBB untuk Asia tengah. Bahrain juga mempunyai pasaran ekonomi yang
paling bebas di Timur Tengah menurut Indeks Kebebasan Ekonomi 2006 terbitan Heritage Foundation, dan menduduki peringka
ke-25 ekonomi yang paling bebas di dunia.
Pendapatan utama di Bahrain
bersumber dari produksi dan pemrosesan minyak, dan sekitar 60 persen merupakan
pendapatan hasil ekspor, 60 persen untuk pemerintahan, dan 30% dari total GDP. Kondisi ekonomi
Bahrain juga berfluktuasi seiring perubahan harga minyak pada 1985, contohnya,
sepanjang dan setelah krisis Perang Teluk pada 1990-1991, dengan fasilitas
komunikasi dan transportasinya yang maju maka Bahrain dijadikan tempat pilihan
untuk didirikannya perusahaan-perusahaan multinasional yang berbisnis di teluk
persia. Masalah-masalah ekonomi jangka panjang yang mungkin dihadapi oleh
Bahrain adalah langkanya pekerjaan untuk generasi mudanya, berkurangnya
cadangan minyak dan sumber air bersih bawah tanah.
Selain itu juga Bahrain telah
menjadi tempat tujuan wisata yang terkenal untuk pendatang yang tinggal di
negara-negara sekitarnya, namun sejak 5000 tahun berdirinya Bahrain sebagai
kota tua kebudayaan Dilmun memang membuktikan bahwa Bahrain sejak dahulu kala
memang menjadi magnet wisatawan.
Bahrain menggabungkan
infrastruktur modern dan masyarakat liberal tingkat menengah dengan suasana
Timur Tengah menjadikannya tempat perkenalan yang ideal. Tempat-tempat wisata
termasuk situs bersejarah seperti istana dan kompleks arkeologi Qalat Al Bahrain (masuk
dalam daftar situs warisan sejarah UNESCO), puluhan ribu kuburan kuno masa
peradaban Dilmun, kebudayaan Arab tradisional berbelanja di mall dan pasar,
serta bersantai di pantai hotel dan spa yang mewah.
Kerajaan ini juga sering
dikunjungi tokoh-tokoh selebriti populer.
C.SUMBER DAYA ALAM
Kekayaan alam Bahrain amatlah
banyak. Diantaranya adalah kandungan minyak mentah yang ada di dalam perut
bvumi Bahrain yang mampu menjadikan Bahrain termasuk Negara yang kaya dan maju
di kawassan Asia, selain iotu pula ada kandungan lain diantaranya timah,
tembaga, kuningan, dll.
Panorama atau keindahan alam di
Bahrain juga sangan indah dan eksotis sehingga mengundang para wisatawan dari
dalam negri ataup[un dari luar negri yang ingin mengunjunginya. Alam si Negara
satu ini sangat panas dengan kawasan yang mayoritasnya gurun pasir sehingga
masyarakatnya banyak yang bertani kurma, anggur, zaitun,dll
BAB II BENTUK NEGARA
Bentuk negara bahrain yaitu
monarki konstitusional. Yaitu Negara
yang melanjutkan kekuasaannya dengan
asas turun temurun kepada anak cucu yang
kesemua tindak tanduk pemerintahan tuinduk pada konstitusi yang telah dibuat
baik oleh Negara secara arti sempit dan
arti luas.
BAB III BENTUK DAN SISITEM PEMERIN TAHAN
Bahrain ialah sebuah negara yang
menjalankan sistem monarki konstitusional yang dikepalai oleh
raja, Syekh Hamad bin Isa Al Khalifah; kepala
pemerintahan saat ini ialah Perdana Menteri Syekh Khalifah
bin Salman Al Khalifah yang mengepalai anggota kabinet sebanyak 15 orang.
Bahrain mengamalkan sistem dwi-perundangan yaitu Dewan Perwakilan dan Majelis
Syura yang dipilih oleh raja. Kedua dewan mempunyai anggota sebanyak 40 orang
BAB IV KEHIDUPAN DEMOKRASI
Pemilu
legislatif di Bahrain akhirnya digelar pada tanggal 23-30 Oktober 2010. Pada
pemilu ini, al-Wefaq Islamic Society Bahrain yang merupakan partai Syiah
terpenting di negara ini meraih 18 kursi, dan menjadi fraksi terbesar di
parlemen Bahrain. Setelah partai ini, Partai Mustaqil menyusul dengan perolehan
15 kursi. Adapun partai Sunni yang terdiri dari kelompok pendukung Salafi dan
Ikhwanul Muslimin hanya meraih tujuh kursi.
Di luar kemenangan itu ada
fenomena lain di Bahrain. Sebagaimana negara-negara di Teluk Persia lainnya,
ada dewan lain di luar parlemen bernama Dewan Permusyawaratan yang
beranggotakan para raja dan pangeran. Ratifikasi ketetapan parlemen harus
mendapat persetujuan dari dewan ini.
Bahrain terdiri dari 32 pulau
dengan luas total 700 km persegi dan dengan populasi 750.000 orang. Sekitar 70
persen penduduk Bahrain adalah pemeluk syiah. Namun sejak tahun 1782, Bahrain
diperintah oleh Dinasti Al-Khalifa yang bermazhab Sunni.
Setelah berada dalam
imperialisme Inggris selama satu abad, akhirnya Bahrain merdeka pada tahun
1971, kemudian memiliki undang-undang dasar dan parlemen.
Namun mantan Amir Bahrain tidak
bisa menerima kritik parlemen, hingga akhirnya membubarkan parlemen pada tahun
1975. Sejak itu, rakyat Bahrain terutama warga syiah mendesak pembentukan
kembali parlemen di negara ini.
Pada tahun 1994 muncul tuntutan
pendirian parlemen dan penghilangan diskriminasi yang semakin serius. Buntutnya
terjadi berbagai friksi dan bentrokan. Komunitas syiah Bahrain menilai pemicu
utama friksi tersebut adalah kepala keamanan Bahrain yang berkebangsaan
Inggris.
Dengan naiknya Sheikh Hamad bin
Isa Al Khalifa menjadi Amir Bahrain pada tahun 1999, maka dimulailah fenomena
baru di negara ini. Sheikh Hamad bin Isa Al Khalifa berkomitmen melakukan
reformasi politik dan menghilangkan diskriminasi terhadap warga syiah. Ia
membebaskan sejumlah tahanan politik dan membiarkan koran-koran oposisi
beroperasi.
Pada tahun 2001 disusun
Undang-undang Dasar Bahrain. Setahun kemudian digelar pemilu legislatif. Dengan
demikian, rakyat Bahrain terutama warga syiah berharap bisa mengubah kondisinya
dan mengakhiri diskriminasi di sektor politik dan ekonomi di negara ini. Namun
keadaan sebenarnya tidak terjadi demikian.
Meskipun Syiah adalah populasi mayoritas di Bahrain, tetapi mereka hanya dibolehkan menguasai 18 kursi dari 40 kursi di parlemen. Selain itu parlemen pilihan rakyat ini tidak memiliki wewenang yang memadai.
Meskipun Syiah adalah populasi mayoritas di Bahrain, tetapi mereka hanya dibolehkan menguasai 18 kursi dari 40 kursi di parlemen. Selain itu parlemen pilihan rakyat ini tidak memiliki wewenang yang memadai.
Terkait hal itu, Nabil Rajab,
anggota Pusat HAM Bahrain mengatakan, "Jika seluruh anggota parlemen
Bahrain dari kelompok Syiah sekalipun, suara mereka yang mayoritas itu tetap
tidak akan didengar. Karena berdasarkan sistem politik Bahrain, Dewan Tinggi
Permusyawaratan Bahrainlah yang mengangkat mereka dan bertanggung jawab
mengesahkan seluruh ketetapan parlemen." Dengan kata lain, meskipun
digelar pemilu parlemen, namun tetap saja kekuasaan berada di tangan para raja
dan putra mahkota. Nabil Rajab menilai masalah ini memicu turunnya partisipasi
rakyat dalam pemilu legislatif terbaru.
Minimnya wewenang lembaga
eksekutif, legislatif, dan yudikatif hanya salah satu masalah yang menimpa
warga Syiah Bahrain. Di tingkat kabinet, hanya segelintir jabatan menteri
diberikan kepada warga Syiah dan posisi kementerian sentral hanya dipegang oleh
anggota keluarga al-Khalifa. Contohnya, meskipun partai Syiah dari fraksi Wefaq
meraih suara mayoritas di parlemen, namun raja Khalifa bin Salman al-Khalifa
kembali terpilih sebagai perdana menteri Bahrain. Ia terpilih menjadi perdana
menteri Bahrain sejak negara ini merdeka pada tahun 1971. Dengan demikian,
pemerintahan Bahrain bisa disebut sebagai kekuasaan minoritas atas mayoritas.
Penguasa Bahrain memanfaatkan diskriminasi terhadap warga Syiah, hingga mereka
diposisikan sebagai warga kelas dua.
Syiah Bahrain sejatinya berada
di wilayah marjinal dan tidak mendapatkan fasilitas yang sama dengan saudaranya
Sunni. Mengenai hal ini, Rebecca Santana, jurnalis Associated Press dalam
reportasinya mengungkapkan, "Syiah bahkan tidak bisa disebut sebagai warga
kelas dua. Karena lapangan kerja yang memadai, tempat yang layak dan seluruh
fasilitas sosial dan politik di Bahrain dikuasai oleh minoritas Sunni yang
mendapat dukungan dari Dinasti Al-Khalifa."
Mengenai kondisi yang
menyedihkan dari warga Syiah di Bahrain, BBC melaporkan, "Syiah Bahrain
banyak yang menganggur, tinggal di tempat-tempat yang tidak layak, dilarang
menduduki berbagai jabatan di lembaga-lembaga pemerintah, tidak boleh menduduki
jabatan penting di sektor minyak dan perbankan, serta diskriminasi besar-besaran
di negara ini."
Bukan hanya itu, di sejumlah
buku pelajaran negara ini yang berada dalam kekuasaan Salafi terjadi penghinaan
terhadap keyakinan orang-orang syiah di sekolah. Pemimpin politik syiah Bahrain
menyatakan, jika penghinaan ini terhadap warga syiah di sekolah terus
berlanjut, kami akan mencegah anak-anak kami masuk kelas-kelas pendidikan agama
Islam di sekolah-sekolah negeri. Menyikapi hal ini, menteri pendidikan Bahrain
berkomitmen akan melakukan reformasi sistem pendidikan di negara ini.
Salah satu pemicu utama friksi
antara warga syiah dengan penguasa adalah diskriminasi. Aksi protes warga syiah
dalam bentuk keluarnya statemen bersama wawancara dan demonstrasi. Aksi protes
terhadap warga syiah kian meningkat menyikapi eskalasi tekanan pemerintah dan
pasukan keamanan terhadap aktivis syiah. Pemerintah Bahrain menindak keras aksi
protes warga syiah dan menilainya sebagai mengganggu keamanan negara. Menteri
kehakiman Bahrain beberapa hari lalu menyebut aktivitas warga Syiah sebagai
sebuah masalah keamanan yang sejenis dengan aksi teroris. Ditegaskannya,
kemenangan Syiah di parlemen tidak bermakna sebagai berakhirnya sebuah periode
dan dimulainya babak baru. Pengacara salah seorang tahanan Syiah kepada BBC
mengatakan, "Setiap kritikan terhadap pemerintah disebut sebagai aksi
teroris. Bahkan kontak telpon saja mereka kategorikan sebagai aksi
teroris."
Tidak hanya itu, penahanan warga
Syiah Bahrain biasanya tidak mengenal batas waktu dan dilakukan tanpa vonis
pengadilan. Berbagai fakta menunjukkan terjadinya berbagai penyiksaan terhadap
para tahanan di penjara-penjara Bahrain.
Amnesti Internasional dalam
statemennya yang dirilis beberapa pekan lalu menyatakan, "Menjelang pemilu
legislatif, sekitar 250 aktivis Syiah ditangkap dan disiksa petugas keamanan Bahrain."
Beberapa waktu lalu tersebar gambar penyiksaan terhadap para tahanan Syiah di
penjara-penjara Bahrain. Sontak lembaga-lembaga internasional mendesak
diakhirinya penyiksaan tersebut.
Pada bulan Agustus lalu, sekitar
300 warga Syiah termasuk 27 aktivis ditangkap dan disiksa oleh petugas keamanan
Bahrain. Meski demikian, para analis menilai aksi penangkapan dan penyiksaan
tersebut justru menjadi pemicu utama partisipasi aktif warga syiah dalam pemilu
legislatif di negara ini. Namun tampaknya, sejumlah negara di kawasan mendukung
aksi yang dilakukan pemerintah Bahrain. Karena terwujudnya hak-hak warga Syiah
Bahrain atas hak-hak politik dan ekonominya menyebabkan masalah bagi penguasa
di kawasan yang tidak mengakui hak-hak minoritas terutama syiah.
Warga syiah Bahrain meyakini
pemerintah negara ini menerima para imigran Sunni dari sejumlah negara seperti
Yordania, Suriah, Arab Saudi dan Palestina. Mereka diberikan kewarganegaraan
ganda, berbagai fasilitas dan lapangan kerja. Padahal pengangguran menjadi masalah
utama syiah Bahrain. Tahun lalu mereka membuat rantai manusia sepanjang empat
kilometer mengecam kebijakan pemerintah. Mereka menyatakan, pemerintah Manama
telah memberikan kewarganegaraan Bahrain kepada sekitar 280 ribu orang imigran
Sunni. Jika kondisi ini terus berlanjut hingga 2050 lebih dari 80 persen
populasi Bahrain diisi oleh warga sunni.
Meski pemerintah Bahrain
melakukan berbagai aksi kekerasan untuk membungkam suara mayoritas syiah di
negara ini, namun organisasi-organisasi syiah Bahrain tetap menegaskan
penyelesaian masalah melalui jalur damai. Hujatul Islam Sheikh Ali Salman,
Sekjen al-Wefaq Bahrain mengatakan, "Kami mendesak penyelesaian masalah
melalui cara-cara damai. Pemerintah harus tahu aksi keamanan tidak akan
membuahkan hasil apapun dan tidak menyelesaikan masalah di negara ini, bahkan
justru semakin mempersulit keadaan." (IRIB/PH/SL/8/11/2010)
PENUTUP
Bahrain kini telah temasuk
negara maju diantara negara-negara yang lainnya di Asia Walaupun Manama sebagai
pusat kota sangat modern dan gemerlapan, budaya yang terdapat pada desa-desa
dipulau-pulau lain (walaupun masih bagian dari Manama juga) tetap sangat
tradisional. Wanita menutup diri dengan jubahnya dari kepala hingga kaki, dan
wisatawan diminta untuk menggunakan rok panjang dan baju berenang tertutup
(bukan bikini).
dengan kekayaan alam ,ini
terbukti dengan dijadikannya Bahrain ialah tuan rumah perlombaan F1 di Timur
Tengah. Ia mulai menyelenggarakan Grand Prix Gulf Air
pada 4 April
2004, diikuti dengan
Grand Prix Bahrain pada tahun 2005. Bahrain juga
dipilih untuk menyelenggarakan perlombaan pertama Grand Prix untuk musim 2006
pada 2 M
Demikianlah
makalah ini saya susun, dengan hanya beberapa data yang saya miliki makala ini
belumlah mencapai kata sempurna.oleh karena itu, saya harap bimbingan dan
masukkannya untuk perbaikan makalah yang akan datang.
NEGARA BAHRAIN
DISUSUN OLEH:
SITI FAKHRIYAH
PKN REGULER 2010
JURUSAN ILMU SOSIAL POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT,karena
berkat rahmatNYAlah saya dapat menyelesaikan tugas makalah tentang NEGARA
BAHRAIN ini dengan tidak menemukan hambatan yang sagat berarti.shalawat serta
salam saya curahkan kepada junjungan besar kami yaitu nabi Muhammad SAW yang
telah membawa kami dari zaman yang gelap gulita ke zaman yang terang benderang
seperti sekarang ini.
Negara bahrain adalah salah satu negara maju di Benua Asia, dengan
kekayaan alam dan sumber daya manusia yang dimilikinya, negara ini bisa membuat
suatu sistem pemerintahan dan tata negara yang begitu mewah dan sangat teratur
hal inilah yang menjadikan Bahrain lebih maju dari beberapa negara di Asia
lainnya.Oleh karena itu, penyusun tidak merasa kesusahan mencari bahan/ data
tentang negara ini.
Makalah ini saya susun unntuk memenuhi tugas mata kuliyah Ilmu Negara dan
saya harap makalah ini dapat memberikan kita pengetahuan tentang negara yang
saya bahas dalam makalah ini yaitu Bahrain.hanya kepada ALLAH SWT lah saya
berlindung , semoga ridhoNYA tercurah kepada kita semua dan menjadi amal
sholeh……
ya mujibasshalihiin……
Jakarta,
21 desember 2010
Siti fakhriyah
LATAR BELAKANG
Pulau-pulau di Bahrain yang
terletak di tengah-tengah sebelah selatan Teluk Persia berhasil menarik
penjajah sepanjang sejarah. Bahrain dalam Bahasa Arab
berarti "Dua Laut". Hal ini merujuk pada fakta yang pulau ini
mempunyai dua sumber air berbeda, air tawar yang muncul dari dalam tanah dan
air asin yang mengelilinginya.
Sebagai sebuah pulau yang
strategis yang berada diantara Timur dan Barat, tanah yang subur, dan air tawar
berlimpah, dan tempat penyelam mencari mutiara telah menjadikan Bahrain pusat
pemukiman sepanjang. Selama 2300 tahun, Bahrain menjadi pusat perdagangan dunia
di antara Mesopotamia
(sekarang Irak) dan Lembah Indus (sekarang sebuah
wilayah di India).
Adalah peradaban Delmon yang mempunyai kaitan erat dengan Peradaban Sumeria pada abad ke-3
SM. Bahrain menjadi bagian dari Babilon lebih
kurang pada tahun 600 SM. Catatan-catatan sejarah
menunjukkan Bahrain dikenal melalui pelbagai julukan yang di antaranya
"Mutiara Teluk Persia".
Bahrain hingga tahun 1521
terdiri dari daerah Ahsa (yang lebih besar), Qatif (keduanya kini menjadi
propinsi timur Arab Saudi), serta Awal (kini pulau Bahrain). Daerah Bahrain
terbentang hingga (kini) Kuwait hingga Oman dan dinamakan Propinsi Bahrain (atau
Iqlim Al-Bahrain). Namun pada 1521, kedatangan Portugis telah memisahkan
Awal (kini Bahrain) dengan daerah lainnya dan hingga kini Bahrain dikenal
sebagai wilayah yang dikenal sekarang.
Dari abad ke-16 Masehi hingga
tahun 1743,
pemerintahan Bahrain sentiasa berubah-ubah di antara Portugis dan
Persia. Akhirnya, Sultan Persia, Nadir Shah menguasai Bahrain
dan atas alasan politik mendukung mayoritas Syiah. Pada lewat
abad ke-18 Masehi Keluarga Al-Khalifah mengambil alih
pulau ini. Untuk menjaga agar pulau ini tidak jatuh kembali ke tangan Persia,
mereka menjalin persahabatan dengan Britania
Raya dan menjadi negeri dibawah naungan Britania.
Minyak ditemukan pada tahun 1931 dan sejak itu
Bahrain dibangun dan mengalami modernisasi pesat. Hal ini juga menjadikan
hubungan dengan Britania Raya lebih baik dan dibuktikan dengan makin banyaknya
pangkalan-pangkalan Inggris yang pindah ke pulau tersebut. Pengaruh menguat
seiring dengan makin berkembangnya negara ini, puncaknya saat Charles Belgrave dilantik
menjadi penasihat. Belgrave kemudian mengukuhkan sistem pendidikan modern
sebagai bagian pendidikan di Bahrain.
Setelah Perang
Dunia II, sentimen anti-Inggris menguat di wilayah-wilayah Arab dan
mengakibatkan terjadinya kerusuhan di Bahrain. Pada tahun 1960-an, pihak
Inggris menyerahkan masa depan Bahrain pada Arbitrase internasional dan meminta
agar PBB mengambil alih tanggung jawab. Pada
tahun 1970, Iran terus menerus
menuntut haknya terhadap Bahrain dan pulau-pulau lain di Teluk
Persia, namun salah satu perjanjian dengan pihak Britania Raya, mereka
kemudian setuju untuk tidak meneruskan tuntutannya terhadap Bahrain jika
tuntutan (Iran) lainnya dikabulkan.
Britania Raya mundur dari
Bahrain pada bulan Agustus 1971, menjadikan Bahrain sebagai sebuah negara 'merdeka'.
Peningkatan harga minyak
pada tahun 1980-an sangat menguntungkan Bahrain, namun harga minyak yang turun
drastis malah tidak terlalu mengguncang perekonomian walaupun terasa sulit. Hal
ini mengakibatkan sektor ekonomi dipaksa berkembang dan bervariasi.
Setelah terjadinya Revolusi Islam Iran pada tahun 1979, tokoh Syiah Bahrain pada
tahun 1981
melancarkan perebutan kekuasaan. Walau bagaimanapun, percobaan mereka gagal.
Pada tahun 1994,
kerusuhan demi kerusuhan dilakukan oleh golongan Syiah yang tidak puas dengan
ketidakadilan pemerintahan.
Pada bulan Maret 1999, Hamad ibn Isa al-Khalifah menggantikan
ayahandanya sebagai kepala negara. Ia menjalankan pelbagai perubahan, di
antaranya; memberi hak pilih kepada kaum wanita dan membebaskan semua tahanan
politik.
Bahrain hingga hari ini
merupakan anggota Liga Arab.
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………………………...1
Latar
belakang………………………………………………………………………2
Daftar
isi…………………………………………………………………………….4
BAB I. PENDAHULUAN
a.Letak geografis………………………………………………………….5
b,kehidupan ekonomi…………………………………………………......7
c.Sumber Daya Alam……………………………………………………..7
BAB II.Bentuk
Negara………………………………………………………………8
BAB III.Bentuk
dan Sistem Pemerintahan………………………………………….8
BAB IV.Tata Negara……………………………………………………………….8
BAB V.Kehidupan
Demokrasi……………………………………………………..12
Penutup……………………………………………………………………………..13
Daftar
pustaka………………………………………………………………………14
BAB I
A.LETAK GEOGRAFI
Kerajaan Bahrain (Arab:
مملكة البحرين) adalah sebuah negara kepulauan di Teluk
Persia yang tidak mempunyai perbatasan. Teluk Bahrain memisahkan
negara ini dengan Qatar
dan Arab
Saudi. Tetangga Bahrain Arab Saudi terletak di sebelah barat dan disambungkan ke
Bahrain melalui Tambak Raja Fahd yang
dibuka secara resmi pada 25 November 1986 dan Qatar di sebelah selatan menyeberangi Teluk Persia. Luas
wilayahnya hampir setara dengan luas wilayah DKI Jakarta.
Kini sedang direncanakan
pembuatan Jembatan Persahabatan Qatar-Bahrain yang menghubungkan Bahrain dan
Qatar. Apabila jembatan ini selesai dibangun, maka akan menjadi bangunan
penghubung terpanjang di dunia. Bahrain telah
ditempati oleh manusia
sejak zaman pra-sejarah. Lokasinya yang strategis di Teluk
Persia telah berpengaruh bagi orang-orang Assyria, Babilonia, Yunani, Persia, dan
terakhir sekali Arab (penduduknya kemudian menjadi Muslim). Bahrain
pada zaman silam dikenal sebagai Dilmun , Tylos (nama Yunaninya), Awal, malah Mishmahig sewaktu dibawah
pemerintahan Kesultanan Persia.
Bahrain dari
utara, Juni 1996
Bahrain secara umum kepulauan
yang rata dan bergurun, memiliki dataran padang pasir yang rendah. Kawasan
tertinggi di Bahrain ialah Jabal ad-Dukhan,
berketinggian 122 meter. Bahrain menikmati musim dingin yang sejuk dan
mengalami musim panas dengan temperatur tinggi dan lembab.
Sumber alam Bahrain termasuk jumlah
minyak mentah dan gas yang besar, di samping cadangan ikan yang mencukupi dari
1% wilayahnya. Gurun meliputi 92% dari keseluruhan kawasan lain di Bahrain.
Musim panas yang panjang dan badai pasir adalah bencana alam utama untuk
penduduk Bahrain.
Isu-isu alam sekitar yang
melanda Bahrain ialah kemusnahan padang pasir dan pesisir pantai karena
kekurangan tanah (kemusnahan kepada pantai, terumbu karang, dan tumbuhan laut).
Pengerukan tanah mengakibatkan pencemaran menyusul tumpahan minyak.
Luas total Bahrain 620 km2 (239
mi²), sedikit lebih besar dari the
Isle of Man, walaupun sedikit lebih kecil dari Airport King Fahd Airport di
Dammam, Arab Saudi (besarnya 780 km2). Bahrain adalah negara kepulauan yang
terdiri dari 33 pulau, tidak memiliki batas darat dengan negara lain, namun
memiliki 161 kilo (528 mi) batas garis pantai dan mengklaim 12 mil batas laut
dan 24 mil laut (44 km) zona tambahan.
B.KEHIDUPAN EKONOMI
Karena Bahrain terletak di
wilayah yang kadar peningkatan harga minyak yang tinggi, pertumbuhan ekonomi
Bahrain adalah yang tercepat pada Januari 2006 menurut Komisi Ekonomi dan
Sosial PBB untuk Asia tengah. Bahrain juga mempunyai pasaran ekonomi yang
paling bebas di Timur Tengah menurut Indeks Kebebasan Ekonomi 2006 terbitan Heritage Foundation, dan menduduki peringka
ke-25 ekonomi yang paling bebas di dunia.
Pendapatan utama di Bahrain
bersumber dari produksi dan pemrosesan minyak, dan sekitar 60 persen merupakan
pendapatan hasil ekspor, 60 persen untuk pemerintahan, dan 30% dari total GDP. Kondisi ekonomi
Bahrain juga berfluktuasi seiring perubahan harga minyak pada 1985, contohnya,
sepanjang dan setelah krisis Perang Teluk pada 1990-1991, dengan fasilitas
komunikasi dan transportasinya yang maju maka Bahrain dijadikan tempat pilihan
untuk didirikannya perusahaan-perusahaan multinasional yang berbisnis di teluk
persia. Masalah-masalah ekonomi jangka panjang yang mungkin dihadapi oleh
Bahrain adalah langkanya pekerjaan untuk generasi mudanya, berkurangnya
cadangan minyak dan sumber air bersih bawah tanah.
Selain itu juga Bahrain telah
menjadi tempat tujuan wisata yang terkenal untuk pendatang yang tinggal di
negara-negara sekitarnya, namun sejak 5000 tahun berdirinya Bahrain sebagai
kota tua kebudayaan Dilmun memang membuktikan bahwa Bahrain sejak dahulu kala
memang menjadi magnet wisatawan.
Bahrain menggabungkan
infrastruktur modern dan masyarakat liberal tingkat menengah dengan suasana
Timur Tengah menjadikannya tempat perkenalan yang ideal. Tempat-tempat wisata
termasuk situs bersejarah seperti istana dan kompleks arkeologi Qalat Al Bahrain (masuk
dalam daftar situs warisan sejarah UNESCO), puluhan ribu kuburan kuno masa
peradaban Dilmun, kebudayaan Arab tradisional berbelanja di mall dan pasar,
serta bersantai di pantai hotel dan spa yang mewah.
Kerajaan ini juga sering
dikunjungi tokoh-tokoh selebriti populer.
C.SUMBER DAYA ALAM
Kekayaan alam Bahrain amatlah
banyak. Diantaranya adalah kandungan minyak mentah yang ada di dalam perut
bvumi Bahrain yang mampu menjadikan Bahrain termasuk Negara yang kaya dan maju
di kawassan Asia, selain iotu pula ada kandungan lain diantaranya timah,
tembaga, kuningan, dll.
Panorama atau keindahan alam di
Bahrain juga sangan indah dan eksotis sehingga mengundang para wisatawan dari
dalam negri ataup[un dari luar negri yang ingin mengunjunginya. Alam si Negara
satu ini sangat panas dengan kawasan yang mayoritasnya gurun pasir sehingga
masyarakatnya banyak yang bertani kurma, anggur, zaitun,dll
BAB II BENTUK NEGARA
Bentuk negara bahrain yaitu
monarki konstitusional. Yaitu Negara
yang melanjutkan kekuasaannya dengan
asas turun temurun kepada anak cucu yang
kesemua tindak tanduk pemerintahan tuinduk pada konstitusi yang telah dibuat
baik oleh Negara secara arti sempit dan
arti luas.
BAB III BENTUK DAN SISITEM PEMERIN TAHAN
Bahrain ialah sebuah negara yang
menjalankan sistem monarki konstitusional yang dikepalai oleh
raja, Syekh Hamad bin Isa Al Khalifah; kepala
pemerintahan saat ini ialah Perdana Menteri Syekh Khalifah
bin Salman Al Khalifah yang mengepalai anggota kabinet sebanyak 15 orang.
Bahrain mengamalkan sistem dwi-perundangan yaitu Dewan Perwakilan dan Majelis
Syura yang dipilih oleh raja. Kedua dewan mempunyai anggota sebanyak 40 orang
BAB IV KEHIDUPAN DEMOKRASI
Pemilu
legislatif di Bahrain akhirnya digelar pada tanggal 23-30 Oktober 2010. Pada
pemilu ini, al-Wefaq Islamic Society Bahrain yang merupakan partai Syiah
terpenting di negara ini meraih 18 kursi, dan menjadi fraksi terbesar di
parlemen Bahrain. Setelah partai ini, Partai Mustaqil menyusul dengan perolehan
15 kursi. Adapun partai Sunni yang terdiri dari kelompok pendukung Salafi dan
Ikhwanul Muslimin hanya meraih tujuh kursi.
Di luar kemenangan itu ada
fenomena lain di Bahrain. Sebagaimana negara-negara di Teluk Persia lainnya,
ada dewan lain di luar parlemen bernama Dewan Permusyawaratan yang
beranggotakan para raja dan pangeran. Ratifikasi ketetapan parlemen harus
mendapat persetujuan dari dewan ini.
Bahrain terdiri dari 32 pulau
dengan luas total 700 km persegi dan dengan populasi 750.000 orang. Sekitar 70
persen penduduk Bahrain adalah pemeluk syiah. Namun sejak tahun 1782, Bahrain
diperintah oleh Dinasti Al-Khalifa yang bermazhab Sunni.
Setelah berada dalam
imperialisme Inggris selama satu abad, akhirnya Bahrain merdeka pada tahun
1971, kemudian memiliki undang-undang dasar dan parlemen.
Namun mantan Amir Bahrain tidak
bisa menerima kritik parlemen, hingga akhirnya membubarkan parlemen pada tahun
1975. Sejak itu, rakyat Bahrain terutama warga syiah mendesak pembentukan
kembali parlemen di negara ini.
Pada tahun 1994 muncul tuntutan
pendirian parlemen dan penghilangan diskriminasi yang semakin serius. Buntutnya
terjadi berbagai friksi dan bentrokan. Komunitas syiah Bahrain menilai pemicu
utama friksi tersebut adalah kepala keamanan Bahrain yang berkebangsaan
Inggris.
Dengan naiknya Sheikh Hamad bin
Isa Al Khalifa menjadi Amir Bahrain pada tahun 1999, maka dimulailah fenomena
baru di negara ini. Sheikh Hamad bin Isa Al Khalifa berkomitmen melakukan
reformasi politik dan menghilangkan diskriminasi terhadap warga syiah. Ia
membebaskan sejumlah tahanan politik dan membiarkan koran-koran oposisi
beroperasi.
Pada tahun 2001 disusun
Undang-undang Dasar Bahrain. Setahun kemudian digelar pemilu legislatif. Dengan
demikian, rakyat Bahrain terutama warga syiah berharap bisa mengubah kondisinya
dan mengakhiri diskriminasi di sektor politik dan ekonomi di negara ini. Namun
keadaan sebenarnya tidak terjadi demikian.
Meskipun Syiah adalah populasi mayoritas di Bahrain, tetapi mereka hanya dibolehkan menguasai 18 kursi dari 40 kursi di parlemen. Selain itu parlemen pilihan rakyat ini tidak memiliki wewenang yang memadai.
Meskipun Syiah adalah populasi mayoritas di Bahrain, tetapi mereka hanya dibolehkan menguasai 18 kursi dari 40 kursi di parlemen. Selain itu parlemen pilihan rakyat ini tidak memiliki wewenang yang memadai.
Terkait hal itu, Nabil Rajab,
anggota Pusat HAM Bahrain mengatakan, "Jika seluruh anggota parlemen
Bahrain dari kelompok Syiah sekalipun, suara mereka yang mayoritas itu tetap
tidak akan didengar. Karena berdasarkan sistem politik Bahrain, Dewan Tinggi
Permusyawaratan Bahrainlah yang mengangkat mereka dan bertanggung jawab
mengesahkan seluruh ketetapan parlemen." Dengan kata lain, meskipun
digelar pemilu parlemen, namun tetap saja kekuasaan berada di tangan para raja
dan putra mahkota. Nabil Rajab menilai masalah ini memicu turunnya partisipasi
rakyat dalam pemilu legislatif terbaru.
Minimnya wewenang lembaga
eksekutif, legislatif, dan yudikatif hanya salah satu masalah yang menimpa
warga Syiah Bahrain. Di tingkat kabinet, hanya segelintir jabatan menteri
diberikan kepada warga Syiah dan posisi kementerian sentral hanya dipegang oleh
anggota keluarga al-Khalifa. Contohnya, meskipun partai Syiah dari fraksi Wefaq
meraih suara mayoritas di parlemen, namun raja Khalifa bin Salman al-Khalifa
kembali terpilih sebagai perdana menteri Bahrain. Ia terpilih menjadi perdana
menteri Bahrain sejak negara ini merdeka pada tahun 1971. Dengan demikian,
pemerintahan Bahrain bisa disebut sebagai kekuasaan minoritas atas mayoritas.
Penguasa Bahrain memanfaatkan diskriminasi terhadap warga Syiah, hingga mereka
diposisikan sebagai warga kelas dua.
Syiah Bahrain sejatinya berada
di wilayah marjinal dan tidak mendapatkan fasilitas yang sama dengan saudaranya
Sunni. Mengenai hal ini, Rebecca Santana, jurnalis Associated Press dalam
reportasinya mengungkapkan, "Syiah bahkan tidak bisa disebut sebagai warga
kelas dua. Karena lapangan kerja yang memadai, tempat yang layak dan seluruh
fasilitas sosial dan politik di Bahrain dikuasai oleh minoritas Sunni yang
mendapat dukungan dari Dinasti Al-Khalifa."
Mengenai kondisi yang
menyedihkan dari warga Syiah di Bahrain, BBC melaporkan, "Syiah Bahrain
banyak yang menganggur, tinggal di tempat-tempat yang tidak layak, dilarang
menduduki berbagai jabatan di lembaga-lembaga pemerintah, tidak boleh menduduki
jabatan penting di sektor minyak dan perbankan, serta diskriminasi besar-besaran
di negara ini."
Bukan hanya itu, di sejumlah
buku pelajaran negara ini yang berada dalam kekuasaan Salafi terjadi penghinaan
terhadap keyakinan orang-orang syiah di sekolah. Pemimpin politik syiah Bahrain
menyatakan, jika penghinaan ini terhadap warga syiah di sekolah terus
berlanjut, kami akan mencegah anak-anak kami masuk kelas-kelas pendidikan agama
Islam di sekolah-sekolah negeri. Menyikapi hal ini, menteri pendidikan Bahrain
berkomitmen akan melakukan reformasi sistem pendidikan di negara ini.
Salah satu pemicu utama friksi
antara warga syiah dengan penguasa adalah diskriminasi. Aksi protes warga syiah
dalam bentuk keluarnya statemen bersama wawancara dan demonstrasi. Aksi protes
terhadap warga syiah kian meningkat menyikapi eskalasi tekanan pemerintah dan
pasukan keamanan terhadap aktivis syiah. Pemerintah Bahrain menindak keras aksi
protes warga syiah dan menilainya sebagai mengganggu keamanan negara. Menteri
kehakiman Bahrain beberapa hari lalu menyebut aktivitas warga Syiah sebagai
sebuah masalah keamanan yang sejenis dengan aksi teroris. Ditegaskannya,
kemenangan Syiah di parlemen tidak bermakna sebagai berakhirnya sebuah periode
dan dimulainya babak baru. Pengacara salah seorang tahanan Syiah kepada BBC
mengatakan, "Setiap kritikan terhadap pemerintah disebut sebagai aksi
teroris. Bahkan kontak telpon saja mereka kategorikan sebagai aksi
teroris."
Tidak hanya itu, penahanan warga
Syiah Bahrain biasanya tidak mengenal batas waktu dan dilakukan tanpa vonis
pengadilan. Berbagai fakta menunjukkan terjadinya berbagai penyiksaan terhadap
para tahanan di penjara-penjara Bahrain.
Amnesti Internasional dalam
statemennya yang dirilis beberapa pekan lalu menyatakan, "Menjelang pemilu
legislatif, sekitar 250 aktivis Syiah ditangkap dan disiksa petugas keamanan Bahrain."
Beberapa waktu lalu tersebar gambar penyiksaan terhadap para tahanan Syiah di
penjara-penjara Bahrain. Sontak lembaga-lembaga internasional mendesak
diakhirinya penyiksaan tersebut.
Pada bulan Agustus lalu, sekitar
300 warga Syiah termasuk 27 aktivis ditangkap dan disiksa oleh petugas keamanan
Bahrain. Meski demikian, para analis menilai aksi penangkapan dan penyiksaan
tersebut justru menjadi pemicu utama partisipasi aktif warga syiah dalam pemilu
legislatif di negara ini. Namun tampaknya, sejumlah negara di kawasan mendukung
aksi yang dilakukan pemerintah Bahrain. Karena terwujudnya hak-hak warga Syiah
Bahrain atas hak-hak politik dan ekonominya menyebabkan masalah bagi penguasa
di kawasan yang tidak mengakui hak-hak minoritas terutama syiah.
Warga syiah Bahrain meyakini
pemerintah negara ini menerima para imigran Sunni dari sejumlah negara seperti
Yordania, Suriah, Arab Saudi dan Palestina. Mereka diberikan kewarganegaraan
ganda, berbagai fasilitas dan lapangan kerja. Padahal pengangguran menjadi masalah
utama syiah Bahrain. Tahun lalu mereka membuat rantai manusia sepanjang empat
kilometer mengecam kebijakan pemerintah. Mereka menyatakan, pemerintah Manama
telah memberikan kewarganegaraan Bahrain kepada sekitar 280 ribu orang imigran
Sunni. Jika kondisi ini terus berlanjut hingga 2050 lebih dari 80 persen
populasi Bahrain diisi oleh warga sunni.
Meski pemerintah Bahrain
melakukan berbagai aksi kekerasan untuk membungkam suara mayoritas syiah di
negara ini, namun organisasi-organisasi syiah Bahrain tetap menegaskan
penyelesaian masalah melalui jalur damai. Hujatul Islam Sheikh Ali Salman,
Sekjen al-Wefaq Bahrain mengatakan, "Kami mendesak penyelesaian masalah
melalui cara-cara damai. Pemerintah harus tahu aksi keamanan tidak akan
membuahkan hasil apapun dan tidak menyelesaikan masalah di negara ini, bahkan
justru semakin mempersulit keadaan." (IRIB/PH/SL/8/11/2010)
PENUTUP
Bahrain kini telah temasuk
negara maju diantara negara-negara yang lainnya di Asia Walaupun Manama sebagai
pusat kota sangat modern dan gemerlapan, budaya yang terdapat pada desa-desa
dipulau-pulau lain (walaupun masih bagian dari Manama juga) tetap sangat
tradisional. Wanita menutup diri dengan jubahnya dari kepala hingga kaki, dan
wisatawan diminta untuk menggunakan rok panjang dan baju berenang tertutup
(bukan bikini).
dengan kekayaan alam ,ini
terbukti dengan dijadikannya Bahrain ialah tuan rumah perlombaan F1 di Timur
Tengah. Ia mulai menyelenggarakan Grand Prix Gulf Air
pada 4 April
2004, diikuti dengan
Grand Prix Bahrain pada tahun 2005. Bahrain juga
dipilih untuk menyelenggarakan perlombaan pertama Grand Prix untuk musim 2006
pada 2 M
Demikianlah
makalah ini saya susun, dengan hanya beberapa data yang saya miliki makala ini
belumlah mencapai kata sempurna.oleh karena itu, saya harap bimbingan dan
masukkannya untuk perbaikan makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
- http://bahrain.co.id
- http://bentuk Negara.co.id
- http://sistem pemerintahan.co.id
- http://bentuk pemerintahan.co.id
- http://kekayaan alam
Bahrain.co.id
- Dra.sholihatin etin M
Pd,ilmu Negara, laboratorium social politik,Jakarta, 2010
- http://bahrain.co.id
- http://bentuk Negara.co.id
- http://sistem pemerintahan.co.id
- http://bentuk pemerintahan.co.id
- http://kekayaan alam
Bahrain.co.id
- Dra.sholihatin etin M
Pd,ilmu Negara, laboratorium social politik,Jakarta, 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar